(Arrahmah.com) – Seorang Mu’min Tiada Pernah Berhenti Untuk Menggapai Kebaikan
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَنْ يَشْبَعَ الْمُؤْمِنُ مِنْ خَيْرٍ يَسْمَعُهُ حَتَّى يَكُونَ مُنْتَهَاهُ الْجَنَّة (رواه الترمذي)
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra dari Rasulullah Saw beliau bersabda, “Seorang mukmin tidak akan merasa puas (kenyang) dengan kebaikan yang dia dengar, sehingga akhir kesudahannya adalah surga.” (HR. Tirmidzi)
Takhrij Hadits;
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan (Jami’) nya, Kitab Al-Ilm an Rasulillah Saw, Bab Ma Ja’a Fi Fadhlil Fiqh Alal Ibadah, hadits no 2610.
Hikmah Hadits;
1. Bahwa seorang mu’min adalah seseorang yg menjadikan obsesi dan orientasi dalam seluruh aspek kehidupannya untuk menggapai keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka ketika ia beribadah, atau melaksanakan aktivitas sehari- hari, ketika bekerja, berumah tangga, membantu orang lain, dansebagainya, kesemuanya dilakukan semata-mata hanya untuk meraih keridhaan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلۡ إِنَّ صَلَاتِی وَنُسُكِی وَمَحۡیَایَ وَمَمَاتِی لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. (QS. Al-An’am : 162).
2. Oleh karena itulah, seorang mu’min tidak akan pernah merasa “puas”, dengan berbagai kebaikan yang telah ia lakukan. Sebab setiap kebaikan yang dilakukannya, akan melahirkan kerinduan dalam dirinya, untuk melakukan berbagai kebaikan lainnya. Betapa tidak, baginya keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah di atas segalanya, yang oleh karenanya ia ingin agar setiap saat, Allah senantiasa ridha terhadap dirinya dan hal tersebut yang menjadi bahan bakar untuk mendorongnya melakukan kebaikan demi kebaikan, hingga kelak ajal menjemputnya.
3. Kebaikan kadang diistilahkan dengan bahasa al-khair ( الخير ), kadang dengan istilah al-ma’ruf ( المعروف ) dan terkadang juga diistilahkan dengan al-birr ( البر );
#1. Al-Khair adalah kebaikan” yang bersifat permanen yang berhubungan dengan persoalan hukum atau syari’at yang bersumber dari Allah. “Khair” itu adalah nama atau sebutan bagi segala sesuatu yang terpuji dan disukai. Sesuatu yang terpuji dan disukai itu bisa dicapai apabila ada dorongan atau keinginan untuk mencapainya.
Kata yang terdapat di dalam QS. Ali Imran :104: diartikan dengan “Jadilah sebahagian di antara kamu sekelompok umat yang mengajak kepada kebaikan (yang berkaitan dengan hukum-hukum yang diturunkan dan ditetapkan oleh Allah).” Kata “khair” di dalam ayat ini memiliki arti “baik” yang berkaitan dengan persoalan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala.
#2. Al-Ma’ruf berasal dari kata kerja (‘arafa) yang berarti “mengenal, mengetahui.” Kata ini diartikan dengan “nama atau sebutan bagi segala amal atau perbuatan yang dikenal atau diketahui secara akal atau secara syara’ yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat.
Kata (ma’ruf) digunakan oleh Al-Qur’an untuk berbagai makna, diantaranya tauhid, mengikuti nabi, ucapan yang indah, sesuatu yang mudah bagi manusia di dalam adat kebiasaan, janji yang baik, dan sebagainya.
#3. Al-Birr berarti kebaikan yang mencakup segala macam dan bentuk kebaikan. Walaupun terdapat juga ulama yang secara khusus memberikan makna al-birr, yaitu hubungan baik, ketaatan, dan kelembutan. Dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan al-birr adalah kebaikan yang mencakup aspek keimanan, aspek sosial (memberikan harta pada org yg membutuhkan khususnya kerabat keluarga), ibadah, menepati janji, sabar dan sebagainya.
4. Maka seorang mu’min, keimanannya akan selalu mendorongmya untuk selalu dahaga dengan kebaikan, dan oleh karenanya ia akan suka mendengarkan segala hal yang mengandung kebaikan. Karena ia tahu bahwa kebaikan akan mengantarkannya ke dalam surga. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing pada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga…'(HR. Muslim).
Mudah-mudahan kita semua termasuk kendalam gologan orang-orang yang cinta pada kebaikan, yang dengan kebaikan kjtersebut dapat mengantarkan kita kepada surga. Amiiin Ya Rabbal Alamiiin.
Wallahu A’lam
By. Rikza Maulan, Lc, M.Ag
(ameera/arrahmah.com)