(Arrahmah.com) – Departemen Media Daulah Islam Irak kembali merilis video operasi serangan khusus mereka. Melalui Yayasan Media Al-Furqan dan Yayasan Media Al-Fajr, video berdurasi 49 menit 42 detik itu diberi judul Shalil Ash-Shawarim 2. Video itu dibuat dengan kwalitas yang sangat tinggi dan menyamai kwalitas film-film Holywood. Bedanya, jika film Hollywood merupakan aksi heroik fiktif, karya Daulah Islam Irak adalah operasi militer yang sesungguhnya di lapangan!
Dirilisnya video Shalil Ash-Shawarim 2 sangat jelas menggemparkan aliansi penjajah salibis NATO di Irak yang dikomandoi langsung oleh AS, rezim boneka Syiah Irak pimpinan Nuri Al-Maliki, rezim Syiah Iran yang selama ini mengendalikan rezim Syiah Irak dari balik layar dan pasukan khusus Anti Teror rezim-rezim murtad seluruh dunia. Tentu saja ia juga menjadi kabar gembira bagi penduduk muslim sunni Irak secara khusus dan kaum muslimin seluruh dunia secara umum.
Operasi mujahidin Daulah Islam Irak yang dipimpin oleh komandan Jarrah Asy-Syami dalam video dokumenter Shalil Ash-Shawarim sungguh sangat spektakuler. Operasi itu menunjukkan kepada kawan dan lawan bagaimana pasukan khusus mujahidin Irak melancarkan operasi militer tingkat tinggi yang menargetkan dan memporak-porandakan Pasukan Khusus Anti Teror rezim boneka Syiah Irak, SWAT (Special Weapons And Tactics).
Seperti namanya, SWAT adalah Pasukan Khususu Anti Teror (Quwwat Khassah Mukafahah Al-Irhab) rezim boneka Syiah Irak yang dibentuk, dilatih dan didanai oleh penjajah salibis AS dan NATO. SWAT rezim boneka Syiah Irak mendapat pelatihan standar SWAT AS. SWAT Irak adalah pasukan elit anti “teror” yang dilatih langsung oleh instruktur CIA, FBI dan US SECRET SERVICE dalam program yang sama dengan apa yang didapat pasukan elit Amerika. SWAT Irak merupakan pasukan khusus rezim boneka Syiah Irak dalam memerangi mujahidin Daulah Islam Irak.
Daulah Islam Irak melalui pelatihan militer tingkat tinggi dan intensif telah mencanangkan operasi-operasi khusus untuk “menghilangkan” tokoh-tokoh kunci SWAT Irak, memporak-porandakan kesatuannya dan memberi mereka pelajaran yang tak akan bisa dilupakan atas kejahatan biadab mereka memerangi kaum muslimin sunni Irak dan mujahidin Daulah Islam Irak.
Video diawali dengan pembacaan Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 13-15 tentang memerangi gembong-gembong kekafiran dan foto satelit Negara Irak. Puluhan mujahidin Daulah Islam Irak kemudian nampak dalam konvoi mobil bak terbuka di padang pasir propinsi Anbar. Mereka akan melakukan latihan militer di kamp militer Asy-Syaikhaini di tengah padang pasir propinsi Anbar. Latihan itu dilakukan sekitar bulan Rabi’ul Awwal 1433 H atau Februrari 2012 M.
Komandan Jarrah Asy-Syami dan dua orang instruktur nampak duduk berdialog di sebuah tikar berlatar belakang sejumlah personil mujahid yang melakukan pengawalan dengan senjata siaga. Latihan militer dilakukan siang dan malam. Kamera menyorot para mujahid yang tengah melakukan latihan penembakan roket RPG di waktu malam. Tembakan roket didahului oleh suara instruktur dan disusul dengan suara takbir mujahidin.
Operasi serangan terhadap Pasukan Khusus Anti “Teror” rezim boneka Syiah Irak dilakukan oleh pasukan khusus mujahidin Daulah Islam Irak pada bulan Rabi’ul Akhir 1433 H atau Maret 2012 M. Media massa milik aliansi salibis NATO dan rezim Syiah Irak telah menutup-nutupi dan mengkaburkan operasi serangan itu. Video Shalil Ash-Shawarim 2 dimaksudkan untuk membongkar kebohongan media massa musuh, menyingkap hakekat operasi spektakuler tersebut dan mempublikasikannya sesuai realita sebenarnya.
Video kemudian beralih kepada pemandangan latihan menembak dengan senapan serbu dan senapan mesin ringan di lapangan tembak kamp militer Asy-Syaikhaini di padang pasir propinsi Anbar. Latihan dilanjutkan dengan latihan jalan malam dengan membawa beban. Puluhan mujahidin peserta training militer berjalan diiringi nasyid dan yel-yel jihad.
Komandan operasi kemudian menerangkan target operasi adalah membunuh komandan Pasukan Khusus Anti “Teror” rezim boneka Syiah Irak di kota Haditsah propinsi Anbar. Penjelasan itu disampaikan dengan bantuan maket, peta dan planning operasi. Pasukan Khusus Anti “Teror” SWAT Irak telah membunuh dan menyiksa banyak kaum muslimin sunni di wilayah Ramadi, Hait, Haditsah, Rathaba, ‘Anah, Ruwat dan Qaim di propinsi Anbar.
Pasukan khusus mujahidin dibagi dalam empat regu; regu Abu Bakar Ash-Shidiq, regu Umar bin Khathab, regu Utsman bin Affan dan regu Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum. Komandan operasi menerangkan tugas masing-masing regu, sasaran serangan, tempat berangkat dan tempat berkumpul kembali seusai operasi.
Komandan lalu membagikan semua persiapan yang biasa dipakai oleh Pasukan Khusus Anti “Teror” SWAT Irak, baik seragam, sepatu, topi baja, kaca mata, senjata, amunisi maupun peralatan komunikasi. Menyandang peralatan lengkap tersebut, pasukan khusus mujahidin Daulah Islam Irak hampir tidak ada bedanya SWAT rezim Irak sendiri. Benar-benar penyamaran yang sangat sempurna!
Reporter Yayasan Media Al-Furqan kemudian mewancarai seorang instruktur yang bertanggung jawab atas distribusi CD/DVD kepada masyarakat kota Haditsah. Daulah Islam Irak telah mempersiapkan dengan matang pelayanan di bidang media ini agar kaum muslimin di kota Haditsah memahami hakekat dan tujuan operasi khusus yang akan digelar oleh mujahidin. Hal itu untuk mengimbangi kampanye massif media massa NATO dan rezim Syiah Irak yang senantiasa mengkaburkan operasi-operasi mujahidin dan memburukkan citra mujahidin.
Reporter Yayasan Media Al-Furqan kemudian mewancarai seorang mujahid yang akan ikut ambil bagian dalam operasi khusus di kota Haditsah. Bersenjatakan senapan mesin dan mengenakan sorban penutup muka, sang mujahid menerangkan rasa syukur bisa bergabung dengan mujahidin Daulah lslam Irak dalam operasi-operasi jihad di Irak, khususnya operasi yang akan segera dilakukan di kota Haditsah.
Kepada rezim yang memerangi syariat Islam dan memberikan loyalitas kepada aliansi salibis internasional, sang mujahidin menegaskan bahwa pasukan jihad sangat bersemangat memburu jihad dan mati syahid di jalan Allah melebihi semangat mereka dalam memburu kehidupan dan kenikmatan dunia. Moral mujahidin di Irak sangat tinggi, segala puji bagi Allah, ujar sang mujahid.
Meski target yang akan diserang adalah pasukan khusus anti ‘teror” SWAT Irak, sang mujahid menegaskan mujahidin tidak gentar. Sebab, kunci peperangan ditentukan oleh kadar iman dan moral, bukan hanya persenjataan dan peralatan tempur. Mujahidin berperang demi mencari kebahagiaan hidup di akhirat, sementara musuh berperang demi kenikmatan dunia dan gaji yang diberikan oleh tuan salibis AS.
Wartawan Yayasan Media Al-Furqan kemudian mewancarai sejumlah mujahidin yang telah mengenakan seragam dan senjata lengkap ala SWAT. Para mujahidin tampak sedang memerikasa peralatan perang mereka. Di belakang mereka tampak dua mujahid membentangkan bendera Daulah Islam Irak.
Konvoi mobil pasukan khusus mujahidin dari berbagai kesatuan mulai bergerak menuju kamp militer yang akan menjadi tempat pemberangkatan operasi. Di kamp militer tersebut, mujahidin menggelar gladi kotor operasi menyerang dan menerobos barikade penjagaan musuh. Siang hari sebelum operasi dilakukan, mujahidin berhasil menembak mati seekor rusa. Mereka memandang hal itu sebagai kabar gembira dari Allah. Mereka optimis operasi akan sukses.
Pada malam operasi seluruh pasukan khusus mujahidin dari keempat regu telah mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Sebelum mereka bergerak di tengah malam itu, komandan membacakan surat wasiat amirul mukminin Daulah Islam Irak, syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi Al-Husaini Al-Qurasyi kepada para komandan dan pasukan mujahidin Irak.
Amirul mukminin mengingatkan mujahidin dengan firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 45-46; teguh, banyak dzikir, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, bersatu dan bersabar. Secara khusus Amirul mukminin berpesan kepada komandan operasi untuk mengatur operasi sebaik mungkin, bermusyawarah dengan para pembantunya, meneguhkan tekad dan mengikhlaskan amal. Secara umum Amirul mukminin berpesan kepada semua pasukan untuk menjaga akhlak yang mulia, kembali kepada manhaj Islam dan menempuh jalan hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.
Komandan harus berperilaku baik kepada seluruh pasukan dan menjaga keselamatan mereka. Seorang mujahid lebih saya cintai daripada dunia dan seluruh isinya, kata amirul mukminin. Amirul mukminin juga tidak lupa menyampaikan salam kepada komandan dan seluruh pasukan, dan memohon doa mereka. Takbir membahana begitu surat wasiat itu selesai dibacakan. Kamera reporter Yayasan Media Al-Furqan menyorot tulisan tangan amirul mukminin pada selembar kertas buku tulis itu.
Konvoi kendaraan mujahidin kemudian bergerak menuju target operasi untuk melakukan pembalasan setimpal atas kejahatan pasukan khusus anti “terror”, SWAT Irak, yang telah membunuh, menyiksa, menangkap dan menyengsarakan kaum muslimin Irak. Untuk mencapai target operasi, komandan pasukan khusus anti “teror”, SWAT Irak, mujahidin harus melewati tiga posko militer; posko militer kota Barwanah, posko militer jembatan ‘Aim di atas sungai Eufrat dari arah kota Barwanah dan posko militer jembatan ‘Aim di atas sungai Eufrat dari arah kota Haditsah.
Pasukan pertama regu Umar bin Khathab menyerang posko militer kota Barwanah dengan cepat. Mereka berhasil melumpuhkan para tentara penjaga di posko itu. Mereka mengambil alih posko dan menghubungi posko militer berikutnya dengan alat komunikasi dan bahasa yang biasa dipakai oleh tentara penjaga posko rezim Irak. Para tentara penjaga itu sendiri diikat, dibariskan dan dieksekusi mati secara cepat dengan pistol berperedam suara.
Mujahidin menempatkan beberapa pasukannya di posko itu dan beberapa sniper serta penembak senapan mesin di tanah tinggi dekat posko untuk mengantisipasi kemungkinan serangan musuh. Satu regu bantuan turut menyisir lokasi sekitar untuk mengokohkan penguasaan atas posko dan areal sekitarnya. Kepada reporter Yayasan Media Al-Furqan, seorang pasukan pendukung yang ditempatkan di tanah tinggi dekat posko menyatakan tekadnya tak akan membiarkan pasukan musuh melewati posko yang telah dikuasai mujahidin itu sampai mereka berhasil melangkahi mayatnya. Allahu akbar!
Konvoi pasukan khusus mujahidin dengan pasukan terdepan regu Utsman bin Affan kemudian bergerak ke posko militer kedua di pintu gerbang jembatan ‘Aim di atas sungai Eufrat dari arah kota Barwanah. Dengan cepat mereka melumpuhkan para tentara penjaga di posko. Beberapa tentara penjaga masih tertidur nyenyak di ruang dalam posko saat kawan-kawan mereka di luar dilumpuhkan dan dieksekusi mati dengan pistol berperedam suara oleh mujahidin. Tanpa banyak bicara, sejumlah tentara yang masih pulas itu langsung dieksekusi mati. Mujahidin menguasai sepenuhnya posko termasuk menara penjagaan dan mengambil alih kendali komunikasi. Di posko ini mujahidin mendapatkan harta rampasan perang sejumlah senjata dan seragam tentara rezim Syiah Irak.
Konvoi pasukan khusus mujahidin kemudian bergerak ke posko militer ketiga di pintu gerbang jembatan ‘Aim di atas sungai Eufrat dari arah kota Haditsah, setelah menyeberangi jembatan dan keluar dari kota Barwanah. Kendaraan para komandan berada di barisan terdepan pasukan pelopor yang akan menyerbu ke kota Haditsah.
Meski operasi serangan di posko militer Barwanah telah berlangsung sejak satu jam sebelumnya, penguasaan sepenuhnya mujahidin terhadap dua posko dan pengendalian alat komunikasi di kedua posko itu telah menutup rapat-rapat informasi bagi regu tentara penjaga posko militer Haditshah. Serangan mujahidin tetap saja mengejutkan mereka.
Dalam keadaan tertidur, mengantuk dan belum siap, moncong senapan pasukan mujahidin telah mengepung mereka. Posko dengan mudah ditaklukkan dan semua tentara itu dieksekusi mati seketika dengan pistol berperedam suara. Beberapa tentara penjaga itu dieksekusi di atas kasur mereka saat mereka masih tertidur pulas. Alat-alat komunikasi dikuasai dan dikendalikan sepenuhnya oleh pasukan mujahidin.
Semua jalan masuk ke kota Haditsah telah dikuasai dan diamankan oleh regu-regu mujahidin. Konvoi pasukan mujahidin mulai memasuki kota Haditsah untuk mengeksekusi target utama, komandan pasukan SWAT Irak. Mulai memasuki kota Haditsah tak jauh dari jembatan ‘Aim, tampak di sisi kanan jalan masjid jami’ Al-Faruq.
Di perempatan jalan pertama memasuki kota Haditsah, satu regu bantuan mujahidin telah mengamankan jalan dan menyambut kedatangan pasukan khusus mujahidin yang akan melakukan operasi. Pasukan mujahidin memasuki jalanan kota Haditsah tanpa menemui perlawanan berarti dari pasukan tentara dan polisi rezim Shafawi Syiah Irak. Suasana kota sendiri tampak lenggang dan sunyi di tengah malam itu.
Di sebuah perempatan jalan raya akhirnya terjadi satu-satunya baku tembak antara pasukan mujahidin dengan sebuah regu polisi patroli rezim Irak. Setelah terjadi bentrokan beberapa lama, akhirnya mujahidin berhasil menguasai keadaan. Polisi patrol rezim berhasil diringkus dan dieksekusi mati di tempat dengan pistol berperedam suara, sementara senjata, amunisi dan kendaraannya dikuasai oleh mujahidin.
Pasukan mujahidin kemudian kembali melanjutkan tujuan operasinya dengan mendatangi rumah para komandan pasukan SWAT Irak dalam kota. Mujahidin menyerbu rumah-rumah para komandan pasukan SWAT, menggeledah seisi rumah, dan menyeret keluar mereka tanpa mendapatkan perlawanan yang berarti.
Komandan pasukan SWAT Irak di kota Haditsah, Muhammad Hasan Khalaf Syufair, berhasil mereka tangkap dan seret keluar rumah. Ia adalah boneka Amerika dan tangan kanan rezim Syiah Irak di propinsi Anbar. Reputasinya dalam membunuh, menyiksa, menangkap, merampas harta dan mengusir kaum muslimin sunni sangat terkenal. Dialah yang menghukum gantung para tawanan muslim sunni di penjara-penjara rezim boneka Syiah Irak. Dan dia pula yang merintis Front Kebangkitan (baca: Front Kemurtadan) dan memimpin Pasukan Khusus Pasukan Anti “Teror” SWAT rezim boneka Syiah Irak. Mujahidin menyeretnya dan menembak mati seketika sebagai balasan atas kejahatannya kepada kaum muslimin.
Seorang komandan Pasukan Khusus Pasukan Anti “Teror” SWAT rezim boneka Syiah Irak lainnya diseret oleh mujahidin ke luar rumah. Komandan yang tertidur pulas dan baru bangun oleh todongan senjata mujahidin itu nampak kebingungan bercampur ketakutan. Dua mujahid mendorongnya ke sebuah tempat sepi di pinggir tembok rumah penduduk, membaringkannya dan menembak mati dengan tiga letupan pistol.
Dengan tewasnya para komandan Pasukan Khusus Pasukan Anti “Teror” SWAT rezim boneka Syiah Irak berakhir pula misi serangan pasukan khusus mujahidin. Mujahidin segera meninggalkan lokasi dengan membawa banyak harta rampasan perang; senjata, amunisi, seragam militer dan kendaraan militer. Kamera reporter merekam suasana takbir dan kegembiraan konvoi pasukan mujahidin pada akhir malam saat meninggalkan kota Haditsah dan memasuki padang pasir di siang harinya.
Dalam operasi yang sangat sukses itu Allah menakdirkan dua regu mujahidin sempat terlibat baku tembak karena kesamaran dan kesalah pahaman. Dalam baku tembak itu dua orang mujahid gugur sebagai syahid, Abu Ahmad Asy-Syami dan seorang mujahid lainnya. Semoga Allah menerima amal mereka dan menempatkan mereka di surga Firdaus yang tertinggi.
Video yang baru dirilis oleh Departemen Media Daulah Islam Irak ini sungguh sangat menyejukan hati kaum beriman dan menyesakkan hati kaum kafir. Mujahidin Daulah Islam Irak telah memberikan kado hari raya Idul Fitri 1433 H yang sangat istimewa untuk kaum muslimin sunni di Irak pada khususnya dan kaum muslimin seluruh dunia pada umumnya. Allahu akbar wal hamdulillah.
Lihat Langsung Online (HD):
Link download film lengkap:
Kualitas tinggi (HD)
770.46 MB
http://archive.org/download/Salil_Alsawarm_002/jar1.m4v
Kualitas tinggi
404.41 MB
http://archive.org/download/Salil_Alsawarm_002/jar12.avi
Kualitas sedang
170.24 MB
http://archive.org/download/Salil_Alsawarm_002/jar2.rmvb
Kualitas rendah / mobile
124.36 MB
http://archive.org/download/Salil_Alsawarm_002/jar4.mp4
(muhib almajdi/arrahmah.com)