NEW YORK (Arrahmah.id) – Tersangka pelaku penyerangan Salman Rushdie, Hadi Matar, mengaku kaget ketika mendengar kabar penulis kontroversial itu selamat setelah ditikam berkali-kali.
“Ketika saya mendengar dia selamat, saya kaget,” ujar Matar kepada New York Post, sebagaimana dikutip AFP, pada Rabu (17/8/2022).
Wartawan New York Post berbincang dengan Matar melalui wawancara video ketika tersangka itu masih di dalam tahanan. Ia mendekam di balik jeruji besi sembari menanti sidang lanjutan.
Dalam sidang sebelumnya, Matar mengaku tak bersalah atas tuntutan pembunuhan berencana. Jaksa menuding Matar sudah merencanakan aksinya sebelum menikam Rushdie berulang kali di New York pada pekan lalu.
Sejumlah pihak menduga Matar terinspirasi fatwa mantan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini, yang menyerukan pembunuhan Rushdie.
Rushdie memang menjadi bulan-bulanan umat Muslim karena bukunya yang bertajuk Ayat-ayat Setan atau Satanic Verses dinilai menghina Islam.
Meski demikian, Matar tak mengonfirmasi maupun membantah ketika ditanya mengenai dugaan fatwa itu menjadi inspirasinya melakukan serangan.
“Saya menghormati Ayatollah. Saya rasa dia orang yang hebat. Hanya itu yang bisa saya katakan soal itu,” ucap Matar.
Matar menegaskan bahwa ia tak pernah berhubungan dengan Garda Revolusi Iran. Ia mengaku tahu Rushdie akan berbicara di Institut Chautauqua, New York, dari Twitter.
Ia lantas naik bus ke Buffalo, New York, sehari sebelum serangan. Matar kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan Lyft menuju Chautauqua, di mana penyerangan Rushdie terjadi.
Lebih jauh, Matar bercerita bahwa ia sudah “membaca beberapa halaman” novel Rushdie.
“Saya tidak suka orang itu. Saya rasa dia bukan orang yang begitu baik. Saya tidak suka dia. Saya sangat tidak suka dia,” tutur Matar.
Ia kemudian berkata, “Dia adalah orang yang menyerang Islam. Dia menyerang kepercayaan mereka, sistem kepercayaan mereka.” (rafa/arrahmah.id)