BEIJING (Arrahmah.com) – Peretas berbasis China mencuri informasi keamanan nasional India, 1500 email dari kantor Dalai Lama dan dokumen sensitif lainnya, sebut sebuah laporan.
Para peneliti dari Universitas Toronto mengatakan mereka mampu mengobservasi retasan dan melacak server intinya berlokasi di China dan seseorang yang berbasis barat daya kota Chengde. Peneliti mengatakan mereka memonitor retasan selama 8 bulan terakhir.
Laporan mengatakan tidak memiliki bukti keterlibatan pemerintah China, tetapi hal tersebut sekali lagi meletakkan Beijing dalam posisi defensif. Sementara laporan terpisah awal tahun 2010 ini mengatakan penyelidik keamanan telah melacak serangan terhadap Google dan komputer perusahaan yang berbasis di China.
“Kami dari waktu ke waktu mendengar kabar semacam itu. Saya tidak tahu tujuan mengaduk-aduk isu tersebut,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cgina Jiang Yu mengadakan konferensi pers untuk merespon pertanyaan tentang laporan tersebut.
“Kami dengan lembut menolak berbagai macam aktivitas retas melalui internet,” ujar Jiang. Dia mengatakan China akan melawan kejahatan dunia maya menurut hukum yang berlaku.
Dia menambahkan para peneliti belum secara formal mengontak China.
Laporan menggambarkan sebuah operasi retas yang disebut dengan ‘Jaringan Bayangan’ di mana peneliti bisa mengobservasi ketika kejahatan maya masuk ke dalam komputer dan mengambil informasi, termasuk komputer di kantor diplomatik India di Kabul, Moskow dan tempat lainnya.
Dalam laporan juga disebutkan bahwa peneliti memiliki kemampuan untuk memperbaiki dokumen keamanan nasional yang digolongkan ‘rahasia’ dan ‘khusus’, termasuk satu yang terkait dengan keamanan di India timur laur yang berbatasan dengan China. Sementara dokumen lainnya adalah hubungan India di Timur Tengah, Afrika dan Rusia.
Peneliti juga mengembalikan 1500 email yang dikirim dari kantor Dalai Lama antara Januari hingga November 2009. (ini/arrahmah.com)