JAKARTA (Arrahmah.com) – Dengan jargon hari kasih sayang, Valentine’s Day yang merupakan budaya Barat dan tidak dikenal dalam Islam begitu dahsyat meracuni generasi muda. Sehingga setiap tanggal 14 Februari, mereka merasa perlu untuk merayakan budaya yang tidak jelas asal usulnya ini.
Berbagai tempat hiburan seperti diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi maupun kelompok-kelompok kecil; berlomba-lomba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan gencarnya dukungan media massa seperti surat kabar, televisi, internet; sebagian besar orang Islam juga ikut-ikutan teracuni oleh Valentine’s Day.
Sebenarnya ada apa dengan Valentine’s Day sehingga nampak menjadi begitu penting untuk dirayakan, dan apa benar dalam Islam dikenal hari kasih sayang? Berikut ini jawaban Habib Rizieq Syihab sebagaimana yang dilansir di situs habibrizieq.com, Sabtu (13/2/2016).
1. Apa pandangan Habib tentang valentine?
Valentine tradisi kafir yang tidak baik dan tidak boleh ditiru atau diikuti oleh ummat Islam, karena Valentine bukan sekedar hari kasih sayang, bahkan hari sex bebas atas nama kasih sayang. Fakta dalam praktek perayaannya seperti itu. Camkan !
Bicara tentang kasih sayang, lucu sekali dirayakan setahun sekali ??!! Itu tradisi orang yang miskin kasih sayang, sehingga stress mencari kasih sayang.
Ada pun dalam Islam, tiada hari tanpa kasih sayang, karena Islam adalah agama kasih sayang. Ummat Islam tidak pernah kekurangan kasih sayang, karena mereka memiliki Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Penyayang, dan Nabi SAW yang diutus untuk menebar kasih sayang, serta agama yang berintikan kasih sayang, dan juga memiliki saudara sesama muslim yang wajib saling memberi kasih sayang setiap saat. Jadi, ummat Islam itu tidak miskin kasih sayang.
2. Jika benar valentine adalah syiar agama nasrani, bagaimana seharusnya kita bersikap?
Setahu saya Valentine itu bukan Syiar Nashrani, tapi produk Freemasonry. Nashrani tidak mengajarkan free sex, tapi Freemasonry yang mengkampanyekan free sex. Freemasonry merusak semua ummat beragama. Freemasonry adalah Dedengkotnya LIBERAL. Dengan demikian jelas bahwa merayakan Valentine bagi umat Islam hukumnya HARAM.
3. Sebagai generasi muda yang memiliki keingintahuan dan mencoba berbagai macam tradisi valentine, seperti memberi bunga atau coklat untuk orang yang dikasihi?
Sebagai generasi muda Islam, wajib selektif dalam berinteraksi dengan budaya atau tradisi apa pun. Jika bertentangan dengan Islam wajib ditolak, bukan dicoba !
4. Isu selanjutnya adalah valentine dapat mengikis jiwa nasionalis generasi muda karena dianggap sebagai budaya barat yang merugikan, bagaimana tanggapan Habib tentang hal tersebut? bukankah kita bangsa yang dapat menerima perbedaan mengingat kita sendiri adalah bangsa yang terbentuk dari berbagai macam suku bangsa?
Valentine itu bukan hanya dapat mengikis jiwa kebangsaan, tapi juga mengikis aqidah dan merusak akhlaq. Valentine sebagai hari free sex atas nama kasih sayang adalah merupakan penyimpangan, bukan perbedaan, karena mana ada agama yang menghalalkan free sex ??!! Kita toleransi terhadap perbedaan, tapi harus tegas terhadap penyimpangan, sehingga Valentine wajib ditolak oleh semua agama dan segenap anak bangsa Indonesia.
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116).
(ameera/arrahmah.com)