JAKARTA (Arrahmah.com) – Penolakan Front Pembela Islam (FPI) Sulawesi Selatan terhadap peringatan Asyura yang diselenggarakan salah satu kelompok Syiah di Makassar harus dilihat akar permasalahannya.
Demikian dikatakan Ketua Bidang Dakwah dan Hubungan Lintas Agama Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhsin Ahmad Alatas seperti dilansir itoday, Sabtu (24/11).
“Penolakan FPI Makassar terhadap kegiatan Syiah itu harus dilihat akar permasalahan. Mereka menolak kegiatan Syiah pasti ada dasarnya. Selama ini, Syiah di Indonesia selalu menjelek-jelekkan sahabat Rasulullah seperti Sayyidina Abu Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Utsman, Sayyidina Muawiyah. Ini yang menimbulkan penolakan dari umat Islam. Apakah kita rela orang tua kita dijelek-jelekkan?,” tanya Habib Muhsin.
Kata Habib Muhsin, penolakan FPI Sulawesi Selatan terhadap kegiatan Syiah itu sudah melalui prosedur. “Kalau FPI bergerak itu sudah melalui prosedur dengan meminta aparat kepolisian yang membubarkan. Yang terjadi di Makassar itu, FPI ingin mengingatkan kepada kaum Muslim akan bahaya Syiah di Indonesia yang terus menyebarkan pengaruhnya di beberapa daerah,” paparnya.
Ia juga memastikan, anggota FPI tidak ada yang berbuat anarkis dalam setiap aksinya. “Kita selalu damai, justru yang anarkis itu, orang-orang yang tidak suka ke FPI, memberitakan FPI selalu buruk, padahal kita ingin berdakwah amar ma’ruf nahi mungkar,” jelas Habib Muhsin.
Selain itu, Habib Muhsin mengatakan, Syiah yang disebarkan di Indonesia itu sekte Imamiyah Itsna Asyariyah yang termasuk sesat. “Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah itu yang berkembang di Indonesia beranggapan satu-satunya sahabat Rasulullah itu Sayyidina Ali, dan Sayyidana Abu Bakar, Sayyidina Umar, Sayyidina Usman, Sayyidina Muawiyah bukan Sababat Nabi dan dianggap merampok kekuasaan, ini kan sama saja penistaan terhadap Islam,” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan FPI Sulawesi Selatan berencana membubarkan acara peringatan Asyura yang diselenggarakan Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) di Gedung Graha Pena, di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Jumat (23/11/2012) sekitar pukul 22.30 WITA.
Acara itu untuk memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad, Imam Husein Bin Ali, di Karbala pada 10 Muharram di abad pertama tahun hijriyah. Peringatan itu menghadirkan tokoh IJABI, Jalaluddin Rakhmat.
Aparat kepolisian berhasil menghalau anggota FPI yang berupaya masuk Graha Pena. Kemudian anggota FPI kembali ke markasnya di jalan Sungai Limboto, Makassar. (bilal/arrahmah.com)