GAZA (Arrahmah.id) – Sebuah laporan yang diterbitkan oleh surat kabar ‘Israel’ Haaretz mengungkap niat ‘Israel’ untuk menduduki kembali Jalur Gaza, yang memicu interaksi luas di kalangan Palestina dan Arab.
Menurut informasi yang dilaporkan oleh jurnalis Jivara al-Badri di Ramallah, ‘Israel’ berencana untuk membagi Jalur Gaza menjadi 4 poros terpisah.
Menurut al-Badri, laporan Haaretz menunjukkan bahwa rencana ini dimulai di wilayah utara Jalur Gaza, di mana bangunan-bangunan yang tersisa di sana telah dihancurkan. Menurut apa yang dinyatakan oleh para perwira dan prajurit di tentara ‘Israel’, hanya sekitar 20.000 warga Gaza yang tersisa di wilayah ini dari satu juta warga yang dulunya tinggal di sana.
Dia menjelaskan bahwa laporan tersebut menunjukkan bahwa poros kedua, Netzarim, yang akan diubah dari jalan kecil menjadi lorong utama selebar 5-6 kilometer dan panjang 7 kilometer, memotong Jalur Gaza secara horizontal dari timur ke barat.
Zona penyangga
Yang ketiga adalah poros Salah al-Din atau poros Philadelphia di perbatasan Mesir di Rafah, dan di sini juga akan terjadi pembongkaran seluruh lingkungan permukiman.
Jurnalis tersebut menambahkan bahwa laporan tersebut mengindikasikan bahwa pendudukan akan membangun zona penyangga di sepanjang perbatasan timur Jalur Gaza, dengan lebar sekitar satu kilometer di dalam wilayah Jalur Gaza, dan proses ini akan berlanjut hingga akhir 2025 dan awal 2026.
Pakar militer dan strategis, Mayor Jenderal Muhammad al-Samadi, mengomentari informasi ini dengan mengatakan bahwa hal ini sudah direncanakan sebelumnya, tetapi kejadian yang terjadi di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu menjadi insentif untuk melaksanakannya sekarang.
Al-Samadi menegaskan bahwa ‘Israel’ telah merencanakan selama beberapa waktu untuk membangun koridor keamanan dan infrastruktur militer di berbagai poros Jalur Gaza yang terkepung, dengan tujuan membaginya menjadi “kanton” terpisah yang akan memudahkan kontrol atas wilayah tersebut.
Ia menunjukkan bahwa langkah-langkah ini termasuk dalam upaya ‘Israel’ untuk bermukim kembali di wilayah tersebut dan memperoleh kendali keamanan penuh atas Jalur Gaza.
Pakar militer tersebut menjelaskan bahwa tentara ‘Israel’ mampu melaksanakan rencana ini berkat kekuatan militer yang sangat besar yang dimilikinya, meskipun infrastruktur di Jalur Gaza rusak parah.
Ia menunjukkan bahwa populasi yang tersisa di Gaza utara tidak melebihi 9% dari total wilayah, dan bahwa ada pemusnahan etnis sistematis yang menargetkan populasi dengan tingkat antara 50 dan 100 orang syahid, dan antara 100 dan 300 orang terluka setiap hari.
Al-Samadi meminta perhatian dan menghubungkan apa yang terjadi di Gaza dengan rencana ‘Israel’ untuk secara resmi mencaplok Tepi Barat dan Lembah Yordan setelah Presiden terpilih AS Donald Trump memangku jabatannya Januari mendatang.
Karena langkah-langkah ini – menurut visinya – termasuk dalam upaya ‘Israel’ untuk bermukim kembali dan memberlakukan kendali keamanan penuh atas wilayah Palestina. (zarahamala/arrahmah.id)