GAZA (Arrahmah.com) – Surat kabar “Israel” Haaretz menerbitkan sebuah editorial pada Selasa (8/5/2018), berjudul “Sebuah alternatif untuk perjuangan bersenjata dengan Hamas”, yang mengklaim bahwa sekarang saatnya bagi “Israel untuk memulai langkah-langkah yang membebaskan warga Gaza dari status mereka sebagai sandera yang putus asa”.
Editorial mengklaim laporan-laporan media terbaru tentang “keinginan Hamas untuk memasuki perundingan dengan ‘Israel’ mengenai gencatan senjata jangka panjang dan pertukaran tahanan,” tetapi belum ada tanggapan resmi dari kedua belah pihak.
Surat kabar itu menambahkan “Israel dan Hamas terkunci dalam konfrontasi kekerasan, yang dinyatakan dalam beberapa pekan terakhir sebagai serangkaian demonstrasi yang diadakan di perbatasan Gaza, mungkin memuncak pada pekan mendatang. Di luar niat Hamas untuk menandai 70 tahun sejak Nakba Palestina, atau bencana, konfrontasi saat ini telah dihasilkan dari situasi ekonomi yang mengerikan di Jalur Gaza, dan dari apa yang tampak seperti ketidakpedulian masyarakat ‘Israel’ dan masyarakat internasional terhadap penderitaan mengerikan 2 juta penduduk Gaza. ”
Surat kabar itu mengklaim: “Tel Aviv tidak dapat mengabaikan demonstrasi ini, yang datang karena situasi yang sulit di selatan. Selama berbulan-bulan, tentara ‘Israel’ telah berulang kali memperingatkan konsekuensi yang diharapkan dari krisis ekonomi di sana dan meminta pemerintah Tel Aviv untuk meringankan pengepungan di Jalur Gaza yang diberlakukan selama 11 tahun. ”
Surat kabar itu melanjutkan: “Israel tidak dapat menetralisir simbolisme demonstrasi ini tetapi bisa dan harus menghilangkan akar penyebabnya. IDF memperingatkan selama berbulan-bulan hasil yang diantisipasi dari krisis ekonomi dan mendorong pemerintah untuk menerapkan pelonggaran signifikan dari penutupan yang telah diberlakukan di Gaza selama 11 tahun terakhir. ”
Surat kabar tersebut mengklaim, “Israel tidak dapat bergantung pada sikap apatis negara-negara Arab seperti Arab Saudi dan Yordania, atau meniru kebijakan yang dianut oleh Mesir, untuk membenarkan tindakannya di Gaza. Masalahnya adalah di perbatasan ‘Israel’ dan kerusuhan akan terus berlanjut selama tidak ada peningkatan yang signifikan. Masyarakat internasional juga menganggap ‘Israel’ bertanggung jawab langsung atas situasi di Gaza meskipun mereka mengakui kebutuhan keamanannya. ”
Surat kabar itu mengakhiri editorialnya dengan berdalih memberikan rekomendasi sebuah perubahan besar dalam kebijakan ‘Israel’: “Sekarang saatnya untuk memeriksa kemungkinan mengelola krisis di Gaza bersama dengan Hamas, dan meninggalkan kebijakan gagal yang belum membebaskan ‘Israel’ dari beban menjadi penguasa de facto Gaza. ” (fath/arrahmah.com)