BERLIN (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan Jerman mengatakan bahwa Afghanistan yang dilanda perang tidak pernah bisa merasakan demokrasi sesuai dengan cita-cita Barat, dan melemparkan keraguan pada harapan untuk terus mengandalkan kehadiran internasional di sana.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Bild am Sonntag, Karl-Theodor zu Guttenberg bukan hanya mendesak dimasukkannya anggota Taliban moderat ke dalam struktur pemerintah Afghanistan, tetapi juga mendesak untuk terus dilakukannya pembicaraan untuk mencapai perdamaian yang abadi di negeri tersebut.
Guttenberg mengklaim telah merancang strategi ini karena merasa telah mempelajari sejarah dan karakter Afghanistan.
“Karena kita berada dalam sebuah negara dengan keragaman wilayah … Kita tidak bisa mengabaikan kelompok etnis Pashtun jika kita menginginkan solusi berkelanjutan untuk masa depan,” katanya, dikutip Bild am Sonntag.
Menurutnya ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, dan pemerintah Afghanistan tidak bisa mengabaikan hak asasi manusia universal.
“Kita harus mulai bertanya kembali pada diri kita, siapapun mulai dari ancaman para pemberontak bagi masyarakat internasional maupun yang sangat peduli dengan kondisi di Afghanistan itu sendiri,” katanya. “Masalah hak asasi manusia juga harus diperhitungkan, tanpa mengabaikan budaya dan tradisi yang ada di Afghanistan.”
Pernyataannya dalam seminggu terakhir tampaknya merupakan salah satu petanda atas kebijakan baru Jerman ke Afghanistan. Guttenberg pun mengatakan pada harian itu bahwa ia akan sangat mendukung seruan keterlibatan anggota Taliban moderat dalam perundingan damai.
Ia bersumpah untuk memerangi tekanan yang menuntutnya agar melakukan pengunduran diri karena tuduhan keterlibatannya dalam menutup-nutupi jumlah korban sipil yang besar akibat serangan yang dikomando oleh Jerman pada bulan September lalu di Afghanistan utara. (althaf/prtv/arrahmah.com)