WASHINGTON (Arrahmah.id) – Juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, mengkritik penyajian peta oleh Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu yang tidak menyertakan Tepi Barat yang diduduki dalam konferensi persnya pada Senin (2/9/2024), dengan mengatakan bahwa “menyajikan peta seperti itu bukanlah pertanda baik dan tidak membantu saat ini.”
Netanyahu muncul pada Senin (2/9), menjelaskan pentingnya kendali tentara ‘Israel’ atas Koridor Philadelphia di perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, pada peta yang menghapus batas-batas Tepi Barat.
Tidak adanya referensi apa pun ke Tepi Barat pada peta itu sangat mencolok, yang dianggap oleh Palestina sebagai deklarasi eksplisit aneksasi Tepi Barat ke ‘Israel’.
Munculnya peta ini bertepatan dengan operasi militer terbesar yang diluncurkan oleh ‘Israel’ di Tepi Barat yang diduduki sejak 2002, yang secara khusus menargetkan Jenin dan Tulkarem, di mana 30 warga Palestina tewas dan 130 lainnya terluka dalam satu pekan.
Kementerian Luar Negeri Palestina menilai pada Selasa (3/9) bahwa peta yang disajikan oleh Netanyahu mengungkap agenda ekstrem kanan, dan menekankan dalam sebuah pernyataan bahwa peta ini adalah “perwujudan praktis dari upaya untuk menolak keberadaan Palestina dan hak-hak nasionalnya yang adil dan sah dalam upaya untuk mengusirnya dari tanah airnya.”
Juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan pada Selasa (3/9) bahwa peta yang disajikan oleh Netanyahu mengungkapkan niatnya untuk mencaplok Tepi Barat yang diduduki ke ‘Israel’. Abu Rudeineh menganggap pernyataan Netanyahu tentang tidak menarik diri dari Koridor Philadelphia, selain penggunaan peta yang mencakup Tepi Barat negara pendudukan, “sebagai pernyataan yang ditolak dan dikutuk, dan pelanggaran serius terhadap semua resolusi legitimasi internasional dan perjanjian yang ditandatangani.”
Ia menambahkan bahwa pernyataan tersebut “dengan jelas menunjukkan niat ‘Israel’ yang direncanakan sebelumnya untuk melanggengkan pendudukan dan menyatakan aneksasi dan pemukiman.” Perlu dicatat bahwa pada Juni lalu, Menteri Keuangan ‘Israel’ Bezalel Smotrich mengonfirmasi kebenaran berita yang dimuat oleh surat kabar Amerika The New York Times tentang upayanya untuk mencaplok Tepi Barat yang diduduki ke ‘Israel’.
Hal ini terjadi setelah rekaman audio Smotrich, yang diperoleh surat kabar tersebut, mengungkapkan bahwa ia memiliki “rencana rahasia” untuk memperkuat kendali ‘Israel’ atas Tepi Barat yang diduduki, dan untuk menggagalkan segala upaya untuk menjadikannya bagian dari negara Palestina. (zarahamala/arrahmah.id)