JAKARTA (Arrahmah.com) – Tuduhan yang dilontarkan Sekjen organisasi Syiah Ahlul Bait Indonesia, Ahmad Hidayat terhadap Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) sebagai kelompok wahabi takfiri, antek zionis dan komunis. Dinilai Ketua mum MIUMI, Hamid Fahmi Zarkasy sebagai tuduhan yang ngelantur dan tidak logis.
“Itu tudingan ngawur, mana mungkin wahabi dan komunis bisa jadi satu. Itu tuduhan yang emosional, kalau mau nuduh yang rasional,” Katanya kepada arrahmah.com di Jakarta, (3/9).
Pria yang akrab disapa Gus Hamid ini, meminta ABI untuk mengkritik inti dari sebuah masalah.
“Kalau mau bijaksana, substansinya saja, kita tidak mengkafirkan, kita hanya mengatakan dholal (sesat), orang sesat boleh saja naik haji, ini kan yang selalu dijadikan alasan” tukasnya membantah pendapat bahwa syiah boleh pergi haji berarti tidak sesat.
Menurut Gus Hamid, yang menjadi persoalan memang kelompok Syiah selama ini senang mengeneralisir masalah dan tidak mau masuk pada perkara rincian ajarannya untuk dibahas seperti konsep imamah, kesucian para Imam, dan lain sebagainya. Padahal jika itu terungkap masyarakat akan tahu bagaimana Syiah sesungguhnya
“Kalau kita masuk yang detail, baru akan kita tahu; siapa kita di hadapan Syiah, dan siapa Syiah di hadapan kita. Kalau kita hanya menyesatkan Syiah, mereka mengkafirkan kita. Betapa tidak balance-nya tuduhan mereka kepada kita,” Paparnya.
Anak dari pendiri Gontor (alm) KH. Imam Zarkasi ini menengarai, tuduhan komunis yang dilontarkan Sekjen ABI kepada MIUMI bisa jadi adalah maksud lain untuk menuduh bahwa MIUMI kafir, sebab komunis identik dengan atheis.
“Coba di lihat dari buku-buku mereka, orang-orang yang tidak percaya dengan imamah adalah kafir,” lontar Gus Hamid.
Lanjutnya, yang lebih membingungkan adalah sikap beberapa tokoh Muslim yang menganggap bahwa syiah tidak sesat, sedangkan kondisi mereka dimata syiah adalah kafir,.
“Yang aneh, yang membela syiah ini dikafirkan oleh syiah. Inilah tidak balance, makanya harus diselesaikan dengan ilmu, agar kita bisa membedakan antara syiah dengan Sunni (Islam)” tutup Gus Hamid. (bilal/arrahmah.com)