JAKARTA ( Arrahmah.com) – Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menjelaskan bahwa kelompok liberal internasional sedang memiliki proyek besar menerjemahkan buku-buku liberal untuk konsumsi dunia Islam berdasarkan pengakuan anggota Rand Coorporation.
“Saya bertemu langsung dengan orang Amerikanya sendiri, Angle Rabasa orang Rand Coorporation. Ia cerita ke saya, saya bertanya ke dia apakah kamu tahu Lib for All? Dia katakan, bahwa ia mengetahui, dia menjelaskan bahwa itu organisasi penasehatnya Gus dur di Indonesia,” kata DR. Hamid Fahmi Zarkasyi saat dikonfirmasi arrahmah.com di Jakarta, beberapa waktu lalu (27/3).
Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Hamid ini, anggota Rand Coorporation itu juga menjelaskan Lib for All dimiliki oleh seorang Yahudi kaya dan hendak melakukan proyek penerjemahan tersebut.
“Saya sempat bertanya, siapa pemiliknya dan apa yang mereka kerjakan, Ia menjelaskan pemiliknya sepertinya seorang kaya Yahudi. Dan mereka ingin menerjemahkan buku-buku dari Indonesia yang moderat, dalam kurung di sini liberal, menerjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Islam dan dunia Islam,” paparnya.
Terkait istilah moderat, ia menjelaskan sejenak bahwa istilah tersebut merujuk kepada buku Islam and civil Society karya Cherryl Benard, yang menyatakan bahwa Islam terbagi empat, fundamentalis, tradisional, modernis, dan sekuler. Modernis ini yang liberal. Makanya strategi yang ia ambil adalah mendukung yang moderat, menghantam yang fundamentalis, dan memecah-belah fundamentalis dengan tradisional.
“Dan saya tahu strategi dalam buku ini yang mereka terapkan di Indonesia,” jelas Gus Hamid.
Gus Hamid berkeyakinan, kemungkinan besar buku-buku itu akan diterjemahkan ke dalam bahasa arab dan di kemudian hari kembali ke Indonesia.
“Nanti kalau sudah pakai bahasa arab, kembali ke Indonesia dianggap seolah-olah seperti kitab kuning, padahal liberal,” tukasnya sembari tersenyum.
Oleh karena itu, MIUMI juga akan melakukan perlawanan intelektual untuk menghadapi buku-buku liberal dengan menerjemahkan buku-buku pemikiran Islam dan Keislaman yang membantah pemikiran liberal ke dalam bahasa international.
“Kita akan menulis dalam bahasa Arab dan Inggris, kita akan menerjemahkan yang sudah ada dan membuat buku yang baru. Sekarang ini kita juga sudah diminta membuat buku tentang Islam pasca reformasi di Indonesia, ternyata mereka butuh itu,” pungkas Gus Hamid.
Sebelumnya, Gus Hamid menjelaskan dalam forum pertemuan di kantor MUI pusat, bahwasanya Indonesia merupakan sasaran terbesar proyek liberalisasi pemikiran dan agama. Begitu besarnya hingga buku-buku di Indonensia akan diterjemahkan dan menjadi rujukan di dunia Islam. (bilal/arrahmah.com)