JAKARTA (Arrahmah.com) – Abdurrahman Wahid atau sering disapa Gusdur kembali membuat sikap yang menyakitkan umat Islam. Di tengah-tengah pembantaian Israel atas warga Muslim Gaza, termasuk sepertiganya anak-anak, mantan Presiden RI itu malah menyarankan kelompok Hamas agar mau berunding dengan Israel untuk melakukan gencatan senjata secara menyeluruh.
Kepada wartawan seperti dilansir Kantor Berita Antara, Ahad (18/1), Gusdur mengatakan saat ini gencatan senjata baru diumumkan secara sepihak oleh Israel, sementara Hamas menolak gencatan senjata tersebut. Menurutnya, gencatan senjata menyeluruh diperlukan agar warga Palestina di Gaza bisa mendapat bantuan makanan dan obat-obatan yang cukup.
Gusdur juga menyarankan, dalam berunding dengan Israel tersebut Hamas mengajak kelompok yang sejak awal lebih suka bergandengan dengan Israel, Fatah. “Karena sama-sama dalam satu wilayah,” katanya.
Israel secara sepihak mengumumkan gencatan senjata dengan Hamas, Minggu, mulai pukul 02.00 waktu setempat.Israel mengklaim kondisi di Jalur Gaza saat ini sudah sesuai dengan kondisi yang diinginkannya.
Sementara Hamas sepakat ada gencatan senjata dengan syarat Israel harus membuka blokade perdagangan di Jalur Gaza dan menarik secara penuh pasukan yang melakukan penetrasi ke Gaza pada 3 Januari 2009.
Gus Dur menilai, Israel membuat pengumuman gencatan senjata dengan Hamas karena takut jika banyak negara di dunia yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
“Sudah ada yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, seperti Venezuela dan Bolivia. Nah, sebelum meluas ke mana-mana, maka dibuatlah gencatan senjata,” katanya.
Dukung Penjajahan Israel, Tak Punya Harga Diri
Dukungan Gusdur terhadap penjajahan Israel bukan kali ini saja. Beberapa waktu lalu, Gusdur juga mengatakan Indonesia harus mengakui negara Israel. Tentu saja, pengakuan terhadap negara Israel sama artinya menerima penjajahan Israel atas bumi kaum Muslim Palestina.
“Indonesia harus mengakui negara Israel untuk menghilangkan Indonesia anti Yahudi,” kata Gusdur.
Bahkan Gusdur berteman baik dengan sang jagal Gaza itu. “Saya punya banyak teman di Israel, termasuk (mantan) Presiden Shimon Peres yang mengundang saya untuk menghadiri peringatan ini,” jelas Gusdur dengan bangganya.
Bukan hanya Gusdur yang juga ikut menyakitkan umat Islam. Beberapa agen Barat, seperti tercermin dari ungkapan tokoh-tokoh JIL, menyatakan hal serupa yang menyarankan Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Seperti dinyatakan oleh Moqsith Ghazali dalam sebuah acara televisi saat menyikapi pembantaian teroris Israel atas Muslim Gaza. “Oleh karena itu solusinya membangun hubungan diplomatik dengan Israel,” lanjut Moqsith.
Lagi-lagi, pembantaian dilakukan, setelah itu perdamaian. Kemudian pembantaian lagi, lalu perdamaian lagi, Sampai berapa banyak korban harus berjatuhan, sementara tanah milik kaum Muslim itu masih tetap terjajah?
Sungguh sangat hina, bila umat Islam harus berdamai dengan Israel yang nota bene telah menjajah dan merampas tanah milik kaum Muslim sekaligus telah membunuh ribuan kaum Muslim. Juga sangat hina, bila para tentara Muslim di berbagai negeri Muslim yang memiliki persenjataan lengkap diam serta tidak menolong saudara mereka di Gaza, malah menyarankan berdamai.
Tentu saja saran berunding dengan penjajah, menujukkan hilangnya harga diri di tengah-tengah umat ini, setelah darah ribuan syuhada mengalir di tanah Gaza. Hal itu juga merupakan pengkhianatan terhadap Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman. Seperti pesan yang disampaikan oleh seorang warga Gaza, persoalan yang menimpa Gaza bukan saja masalah makanan dan obat-obatan melainkan masalah kehormatan yang ingin terlepas dari penjajahan Israel.
“Ingat hal penting, kami tidak akan menyerah apapun yang terkorban kami, kami termasuk tanah ini, adalah jiwa kami dan tidak seorang pun yang bisa hidup tanpa jiwa,” kata salah seorang warga Gaza di dalam pesannya.
Benar, hanya Khilafah Islamiyyah, satu institusi yang dengan kepemimpinan yang tulus, akan menyatukan umat Islam dunia dan mampu mengembalikan kehormatan umat ini. Khilafah akan segera membebaskan tanah Palestina dan juga negeri-negeri Muslim lainnya, untuk kembali hidup dalam aturan Allah Swt. Kapan? Janji Allah itu pasti! [Hanin Mazaya/syabab/arrahmah.com]