NAGAN RAYA (Arrahmah.id) – Seorang guru Tahfidz Quran, Muhammad Fata (25) asal Daru Makmur, Kabupaten Nagan Raya, terpaksa bertahan di Negara Ukraina di tengah Invansi Militer yang di lancarkan Negara Rusia. Orang Tuanya berharap Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di sana segera melakukan pemulangan.
Orang tua M. Fata, Ismail, mengatakan, keberadaan anak pertamanya dari tiga bersaudara itu sudah enam bulan di Ukraina, paska lulus kuliah di Turki tahun 2021.
M. Fata di rekrut yayasan Sulaiman asal Turki untuk menjadi guruh Tahfidz di kantor cabang Ukraina.
“Dari kabar terakhir dua hari lalu, ada komunikasi dengan M. Fata, kondisnya baik baik saja, masih selamat, juga ada koordinasi dengan KBRI dan yayasan tempat dirinya bekerja,” kata Ismail, Senin (7/3/2022), lansir tvonenews.com.
Sebagai orang tua, Ismail mengaku cukup khawatir dengan keselamatan anaknya di negara yang sedang terjadi peperangan itu. Meski keadaannya sehat-sehat saja, namun invansi militer yang terjadi juga berpotensi mengancam jiwanya.
“Memang lokasi tempat tinggalnya jauh dari pusat perang saat ini, informasi dari anak saya itu 12 jam perjalanan dengan kereta api. Kalau komunikasi lancar, sering-sering kami komunikasi,” tuturnya.
M Fata, lanjut Ismail, sering meminta dirinya untuk tidak khawatir akan kondisinya disana. Keberadaannya dalam pantauan intens dari yayasan dan KBRI untuk Ukraina.
Dirinya berharap berharap, KBRI segera melakukan pemulangan terhadap anaknya yang sedang berada di sana. Ditakutkan, peperangan semakin meluas dan mulai memasuki kawasan putra pertamanya itu tinggal.
“Juga saya berharap KBRI segera pulang anak saya, dia bilang tunggu petunjuk berikutnya, tidak bisa pulang seenaknya sendiri. KBRI juga selalu memantau termasuk yayasan yang berpusat di Turki itu selalu memantau akan keselamatannya,” jelas Ismail.
(ameera/arrahmah.id)