SUKABUMI (Arrahmah.id) – Seorang guru hamil dari sekolah dasar negeri (SDN) di Sukabumi, Jawa Barat, rela mempertaruhkan nyawa demi mengajar anak didiknya.
Meski tengah hamil tujuh bulan, ia setiap hari menyebrangi Sungai Cikaso dengan berjalan kaki sejauh satu kilometer.
Tidak hanya guru hamil itu, sejumlah siswa dan warga di Kampung Cigirang, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, juga harus melewati sungai tersebut setiap hari.
Pasalnya, jembatan yang menghubungkan kawasan itu hanyut akibat banjir bandang pada Desember 2024 lalu dan hingga kini belum dibangun kembali.
Leni Sumarni, guru SDN Cibadak, tetap bersemangat menjalankan tugasnya meski kehamilannya memasuki usia tujuh bulan.
Setiap hari, ia harus mengikatkan kain di perutnya untuk menahan goncangan dari derasnya arus sungai saat menyeberang.
“Agak sakit di bagian bawah perut, kaki juga sering bengkak menahan arus air,” ujar Leni lirih, Senin (28/4/2025).
Leni mengungkapkan, menyeberangi sungai menjadi satu-satunya akses tercepat menuju sekolah. Jika harus memutar lewat jalur alternatif, ia harus menempuh perjalanan hingga dua jam.
“Kalau lewat jalan alternatif, waktu tempuhnya sekitar dua jam. Selama masih sehat dan kuat berjalan, saya tetap berangkat. Kecuali kalau kondisi saya benar-benar drop,” katanya.
Ia menyadari risiko yang harus dihadapi setiap hari. “Segala risiko sudah saya perhitungkan sejak awal, demi anak-anak didik saya dan kewajiban saya sebagai guru di daerah terpencil,” lanjut Leni.
Bukan hanya guru, para siswa yang bersekolah di Madrasah Miftahul Falah juga terpaksa melakukan hal serupa. Mereka menyeberangi sungai dengan bertaruh keselamatan.
“Kalau tidak hujan kami tetap sekolah, kalau hujan terpaksa libur. Ada yang kelas 3, ada yang kelas 2. Kami berharap pemerintah membantu membangun jembatan kembali,” harap Fitri, salah satu siswi.
Saat hujan deras atau saat aliran sungai meluap, guru hamil dan siswa tidak bisa menyeberang, sehingga kegiatan belajar-mengajar pun terhenti.
Warga berharap Pemerintah Kabupaten Sukabumi segera membangun jembatan permanen agar akses pendidikan, ekonomi, dan pertanian kembali berjalan lancar tanpa membahayakan keselamatan jiwa.
(ameera/arrahmah.id)