BANDUNG (Arrahmah.com) – DPD II HTI Kota Bandung menyelenggarakan Halqah Intelektual Muslim (HIM) pada Sabtu (10/1/2015) dengan tema “Demokrasi EskporAmerika Paling Mematikan” yang diadaptasi dari buku America’s Deadliest Export Democracykarya William Blum. Acara yang dihadiri sekitar 45 orang intelektual muslim tersebut bertempat di Aula ICMI Jabar Jl. Cikutra No. 276 D Bandung.
Acara tersebut diawali keynote speech oleh Prof. Dr. H. Moh.Najib, M.Ag sebagai Ketua ICMI Orwil Jabar yang juga Guru Besar UIN Bandung. Beliau menjelaskan secara umum tentang isi buku yang ditulisoleh William Blum. Menurutnya, AmerikaSerikat (AS) sebagai pengekspor demokrasi ke berbagai wilayah di dunia sebenarnya tidak serius menegakan demokrasi termasuk di dalam negeranya sendiri. “Buktinya, AS banyak menggulingkan pemimpin negara yang padahal dipilih secara demokratis, banyak terlibat dalam pembunuhan pemimpin negara yang terkategori demokratis, dan mendukung pemimpin negara meskipun negaranya tiran” tandasnya. Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu mencontohkan misalnyaAS dansekutunya bersikerasmengembargo Iran sekaligus melakukan seranganmiliter, tetapi bukti-bukti yang menunjukan adanya pembuatansenjatanuklirtidakada. “Persoalan sebenarnya adalah berkaitan dengan kepentingan korporasi kapitalis,” kembali dia menegaskan.
Penjelasan tersebut dipertegas oleh Luthfi Afandi, M.H. (Humas HTI Jabar) sebagai narasumber sekaligus pembedah buku Blum. Lutfi menyitir tulisanStiglitz di Vanity Fair yang telah banyak menginspirasi gerakan yang meluas hingga ke Eropa dan Australia yakni “Of the 1%, by the 1%, for the 1%. Dalam tulisannya, Stiglitz mengatakan bahwa di AS hanya 1% elit yang menguasai tak kurang dari 40% kekayaan Negara Amerika.
Presiden Abraham Lincoln (1860-1865) mengatakan bahwa demokrasi adalah pemerintahan “from the people, by the people, and for the people”, namun 11 tahun setelah Lincoln meninggal dunia, Presiden AS Rutherford B. Hayes (1876) mengatakan kondisi di AS saat ini adalah “from company, by company, and for company”.
Amerika pun menurut Blum tidak peduli dengan apa yang disebut dengan “demokrasi”, sesering apapun Presiden Amerika menggunakan kata tersebut setiap kali membuka mulutnya. Karena menurut Blum justru Amerika telah mencoba menggulingkan lebih dari 50 pemerintahan yang kebanyakan dipilih secara demokratis dan secara keji melakukan campur tangan dalam pemilihan umum yang demokratis di setidaknya 30 negara,” terangnya menguraikan pendapat Blum.
Luthfi juga menegaskan khusus mengenai Indonesia, bahwa dalam aspek militer, Indonesia benar-benar dibawah kontrol Amerika.
Di akhir penjelasannya, Luthfi menegaskan bahwa demokrasi adalah system ideology dan konsep pemerintahan bukan sekedar prosedural. Beberapa ciri demkrasi menurutnya adalah demokrasi adalah sistem ciptaan akal manusia bukan berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala ; demokrasi lahir dari aqidah sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan/negara); demokrasi dibangun diatas dua pemikiran mendasar, yaitu kedaulatan di tangan rakyat dan rakyat berkedudukan sebagai sumber kekuasaan; demokrasi merupakan pemerintahan mayoritas; dan demokrasi mengharuskan terealisirnya kebebasan mutlak dalam hal freedom of religion, freedom of speech, freedom of ownership, dan personal freedom.
Acara yang berlangsung mulai pukul 09.00 hingga pukul 12.00 WIBitu berjalan dengan hangat karena terjadi diskusi yang alot sebagai bentuk rasa penasaran dari para peserta. Para peserta antusias menyimak materi, bahkan beberapa peserta memberikan pendapatnya kepada narasumber.
Menutup acara, Guru Besar Ilmu Hadits itu menegaskan bahwa apa yang dilakukan Hizbut Tahrir dalam mengupas kebobrokan demokrasi adalah hal yang positif.”Secara fakta memang demokrasi banyak tidak beresnya,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan perlu untuk mengadakan kegiatan yang sama agar para intelektual memahami sistem Khilafah, sehingga dapat memahami bagaimana penerapan sistem Khilafah. Menurutnya, sistem Khiafah adalah “syir’ah” dan “minhaj“atau sistem pemerintahan yang diwariskan oleh Rasulullah Saw. Menurutnya, “setiap umat memiliki syir’ah dan minhaj yang berbeda. (azm/infokom/arrahmah.com)