JAKARTA (Arrahmah.com) – Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) akan melakukan aksi mogok mengajar agama secara nasional.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes kepada negara yang tidak memasukkan guru pendidikan agama dalam formasi rekrutmen 1,3 juta ASN maupun 1 juta guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada tahun 2021.
Kementeriaan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam pernyataannya, mengungkapkan bahwa guru honorer yang dapat mengikuti seleksi satu juta guru PPPK adalah guru yang terdata di data pokok pendidikan (Dapodik). Sementara, guru mata pelajaran pendidikan agama tidak masuk dalam Dapodik Kemendikbud tersebut.
Menurut AGPAII hal itu menunjukkan ketidakadilan pemerintah terhadap para guru pendidikan agama honorer. Padahal tingkat kesejahteraannya jauh di bawah garis UMR (Upah Minimum Regional).
“Itu yang jadi masalahnya, di sistem Dapodik tadi mapel PAI tidak ada, makanya menjerit mereka, ada mahasiswa yang baru lulus kuliah itu masih bisa mengikuti tes PPPK, karena dari mapel lain, yang mapelnya ada di Dapodik ya. Sementara guru agama yang sudah bertahun tahun mengajar tidak ada mapelnya dalam Dapodik tersebut, apa tidak menyakiti nurani,” ujar Ketua Umum DPP AGPAII Mahnan Marbawi pada Ahad (7/3/2021).
Menanggapi jeritan guru pendidikan agama honorer, Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin meminta kepada pemerintah untuk mempertimbangkan kuota formasi guru pendidikan agama masuk dalam proses rekrutmen satu juta guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada tahun 2021.
“Tentu kita sangat prihatin mendengar jeritan para guru pendidikan agama honorer di seluruh tanah air yang merasa kecewa atas ketiadaan unsur guru pendidikan agama dalam rekrutmen guru ASN atau PPPK ini”, ujar Sultan pada Ahad (7/3).
Menurut Sultan, sudah semestinya pemerintah mempertimbangkan tuntutan permintaan dari Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) tersebut. Sebab menurutnya ini berkaitan langsung dengan kehidupan kurang lebih 70-80% dari total 235 ribu anggota AGPAII.
Lebih lanjut, Sultan juga menjelaskan bahwa peran guru pendidikan agama sangat fundamental bagi dunia pendidikan Indonesia, sebab guru pendidikan agamalah yang paling berperan dalam membentuk generasi berakhlak mulia di seluruh pelosok Nusantara.
“Masalah ini sangat fundamental dalam kehidupan dunia pendidikan kita, sebab mengabdikan diri untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia selama puluhan tahun dengan tingkat kesejahteraan jauh di bawah garis UMR sungguhlah menderita dan tidak adil. Maka dari itu sekali lagi saya meminta kepada kementerian agama bersama kementerian pendidikan dan kebudayaan agar dapat membuka ruang untuk mengkaji ulang kebijakan atas formasi rekrutmen PPPK ke depan”, pungkasnya. (rafa/arrahmah.com)