MATARAM (Arrahmah.com) – Erupsi Gunung Sangeangapi di Pulau Sangeang, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, masih terjadi hingga kini, sejak Jumat (30/5) sekitar pukul 15.55 Wita. Abu vulkaniknya tak hanya mengancam warga Bima, namun juga hingga maskapai penerbangan Australia.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB Wedha Magma Ardhi yang dihubungi dari Mataram, mengatakan pada Sabtu (31/5) kepada Antaranews, “Gunung Sangeangapi yang berada pada ketinggian 1.842 meter di atas permukaan laut itu masih mengeluarkan abu vulkanik yang cukup dahsyat hingga ketinggian 3.000 meter.”
Kondisi tersebut dapat membahayakan keselamatan warga, maka pemerintah daerah setempat membantu mengevakuasi penduduk yang mendiami area perladangan di lereng dan kaki gunung, di wilayah Kecamatan Wera.
Kecamatan Wera berada di bagian barat Gunung Sangeangapi, rentan sekali karena angin bersama abu vulkanik bertiup mengarah ke arah barat.
Sementara ini jumlah pengungsi masih sedikit dan tenda-tenda pengungsian belum didirikan sebab warga yang mendiami kawasan perladangan itu juga memiliki rumah di lokasi yang relatif aman dari dampak letusan Gunung Sangeang.
“Sudah ada bantuan masker, dan itu bantuan yang paling mendesak agar menyelamatkan warga di sana. Warga juga diminta berhati-hati karena Gunung Sangeang Api masih berstatus siaga,” tambahnya.
Mengancam Australia
“Gunung itu masih terus meletus,” kata Tim Birch dari Pusat Penanggulangan Abu Vulkanik di Biro Meteorologi Darwin.
Birch mengatakankan hujan abu vulkanik itu mempengaruhi situasi di wilayah utara Australia termasuk Darwin dan diperkirakan akan berlanjut hingga 18 jam mendatang.
Akibatnya, maskapai penerbangan Virgin Australia menunda penerbangannya ke Denpasar pada Sabtu malam (31/5). Demikian pula maskapai Jetstar dan perusahaan penerbangan Qantas.
(adibahasan/arrahmah.com)