KOCHI (Arrahmah.id) — Gunung sampah di Kota Kochi, Kerala, India selatan, terbakar hebat sejak Kamis (2/3/2023) malam. Petugas pemadam kebakaran kini kelimpungan memusnahkan asap beracun yang menyelimuti kota.
Dilansir CNN (7/3), petugas pemadam kebakaran kelimpungan karena kebakaran sudah terjadi sejak lima hari lalu di Brahmapuram.
Sekolah sampai-sampai harus ditutup pada Senin (6/3) karena asap dengan kandungan metana menyeruak usai sebagian besar api berhasil dipadamkan.
Pihak berwenang bahkan meminta masyarakat berada di rumah atau mengenakan masker N95 apabila ingin keluar.
Departemen pemadam kebakaran Kerala melaporkan hingga kini belum diketahui penyebab kebakaran hebat tersebut.
Kasus kebakaran ini pun bakal ditangani oleh Pengadilan tinggi Kerala pada hari ini, Selasa (7/3).
Menurut laporan pemadam kebakaran, saat berusaha memadamkan api, beberapa petugas sampai jatuh pingsan karena menghirup asap yang mengeluarkan bau kuat dan menyengat.
India memang menjadi negara yang punya banyak metana dari lokasi pembuangan sampah ketimbang negara lain, menurut GHGSat.
Negara ini punya sekitar 3 ribu tempat pembuangan sampah yang dipenuhi limbah busuk dan mengeluarkan gas metana.
Metana sendiri adalah gas rumah kaca paling melimpah kedua setelah karbon dioksida. Senyawa ini merupakan salah satu kontributor terkuat terhadap krisis iklim karena mengikat lebih banyak panas.
Menurut laporan International Urban Cooperation tahun 2020, TPA lokasi kebakaran yakni Brahmapuram punya luas sekitar 16 hektar. Kawasan ini mulai beroperasi pada 2008.
TPA Brahmapuram menerima sekitar 100 metrik ton sampah plastik setiap hari. Sekitar 1 persen sampah bisa didaur ulang, sementara 99 persen sisanya dibuang sebagai tumpukan di lokasi itu.
“Tempat pembuangan plastik di Brahmapuram semakin besar dari hari ke hari,” demikian bunyi laporan tersebut.
“Selama beberapa tahun terakhir, Brahmapuram mengalami kebakaran hingga mencemari udara dan lingkungan.”
Perdana Menteri India Narendra Modi sempat mengatakan bahwa dirinya sedang mencoba memusnahkan gunung-gunung sampah di negaranya dan mengubahnya menjadi zona hijau.
Namun, hal itu sulit tercapai lantaran India ogah bergabung dengan Global Methane Pledge, program pengurangan emisi global yang diikuti oleh 150 negara.
India mengaku tak mau bergabung karena sebagian besar emisi metananya berasal dari pertanian dengan rincian 74 persen dari peternakan hewan dan sawah. Hanya 15 persen metana diklaim berasal dari TPA. (hanoum/arrahmah.id)