YOGYAKARTA (Arrahmah.id) – Sejak Kamis (6/4/2023) kemarin hingga Jumat (7/4/2023), Gunung Merapi telah mengalami sebanyak 124 kali gempa guguran awan panas. Hal itu disampaikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Badan Geologi.
“Kegempaan 124 guguran, 15 fase banyak. Teramati guguran Lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter,” tulis keterangan BPPTKG.
BPPTKG mengatakan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya. Meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava pijar 23 kali dengan jarak luncur 2.000 meter. Hal itu disampaikan Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso.
Ia menambahkan, berdasarkan pengamatan pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB, Guguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng dan Kali Boyong.
“Teramati 23 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke barat daya. Atau mengarah ke Kali Bebeng dan Kali Boyong,” terangnya.
Selama periode pengamatan itu, menurut BPPTKG, Gunung Merapi juga mengalami 48 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-63 mm selama 25.5-165.7 detik. Di mana dua kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3 mm selama 4.5-5.7 detik, dan satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 35 mm selama 10,6 detik.
Asap kawah bertekanan lemah di atas puncak Merapi teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 30-250 meter di atas puncak kawah.
Pada periode pengamatan Kamis (6/4/2023) kemarin, pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 14 kali meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter ke arah Kali Bebeng.
“BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Di mana yang ditetapkan sejak November 202,” ucapnya.
Menurut BPPTKG, lava dan awan panas guguran Merapi berpotensi meluncur ke Kali Woro sejauh tiga kilometer dari puncak, ke Kali Gendol sejauh lima kilometer dari puncak. Lalu ke Kali Boyong sejauh lima kilometer dari puncak, serta ke Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng sampai sejauh tujuh kilometer dari puncak.
“Apabila terjadi erupsi eksplosif maka lontaran material vulkanik Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak. BPPTKG juga mengimbau masyarakat mewaspadai ancaman bahaya lahar di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi, terutama saat hujan turun di puncak gunung,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)