NEW YORK (Arrahmah.id) — Diplomat Israel Gilad Erdan mendapat kecaman dari kepala peringatan Holocaust Yad Vashem yang menyebutkan bahwa Gilad “tidak menghormati” kenangan para korban Holocaust pada hari Selasa (31/10/2023).
Dilansir Middle Easy Eye (1/11), Gilad mengenakan bintang kuning, simbol yang dipaksa dipakai oleh orang-orang Yahudi oleh Nazi, selama pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai permusuhan Israel-Palestina yang sedang berlangsung di mana lebih dari 1.300 warga Israel dan hampir 9.000 warga Palestina telah terbunuh.
Kepala Yad Vashem, Dani Dayan, menggambarkan aksi tersebut sebagai tindakan yang tidak menghormati para korban Holocaust dan Negara Israel.
“Bercak kuning melambangkan ketidakberdayaan orang-orang Yahudi dan ketergantungan pada orang lain. Hari ini kita memiliki negara merdeka dan tentara yang kuat,” tulis Dayan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. “Kitalah yang menguasai nasib kita. Hari ini kita pasang bendera biru putih di kerahnya, bukan bercak kuning,” imbuhnya.
Pertengkaran ini terjadi setelah utusan Israel untuk PBB mengecam Dewan Keamanan karena “diam saja” atas serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
“Beberapa dari Anda tidak belajar apa pun dalam 80 tahun terakhir,” katanya. “Beberapa dari Anda sudah lupa mengapa badan ini didirikan.
“Jadi, saya akan mengingatkan Anda. Mulai hari ini, setiap kali Anda melihat saya, Anda akan ingat apa artinya berdiam diri saat menghadapi kejahatan,” kata Dubes.
Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara telah gagal mengadopsi satu resolusi pun mengenai perang antara Israel dan Hamas, yang kini memasuki minggu keempat.
Kegagalan ini mencerminkan perpecahan yang mendalam antara AS, Inggris, dan Perancis di satu sisi dan anggota Dewan Keamanan lainnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan tersebut, yang menurut para pejabat Israel menewaskan 1.400 orang, merupakan serangan terburuk terhadap orang-orang Yahudi sejak Holocaust.
Namun Yad Vashem memperingatkan agar tidak membuat perbandingan seperti itu.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, mereka mengatakan bahwa meskipun tindakan Hamas adalah “niat genosida”, namun hal itu tidak dapat dibandingkan dengan Holocaust.
“Salah satu alasan mengapa hal ini berbeda dari Holocaust adalah karena orang-orang Yahudi saat ini mempunyai negara dan tentara. Kami bukannya tidak berdaya dan bergantung pada belas kasihan orang lain,” kata Yad Vashem.
“Kita harus berhati-hati untuk tidak mengambil kesimpulan yang menyamakan keduanya sampai penelitian yang memadai dilakukan untuk menyelidiki aspek mendasar dari kedua ideologi ini,” kata Dayan kepada Jewish News Syndicate.
“Perbandingan dengan peristiwa bersejarah harus disikapi secara hati-hati agar tidak meremehkan atau meminggirkan masa lalu dan masa kini. Jika semuanya adalah Holocaust, lalu apa itu Holocaust? Jika tidak ada yang bisa dibandingkan dengan Holocaust, bagaimana kita bisa belajar mengenali tren tertentu dan memastikan bahwa hal tersebut tidak akan terulang kembali?” Vad Vashem menambahkan dalam pernyataannya. (hanoum/arrahmah.id)