BEKASI (Arrahmah.com) – Puluhan ibu-ibu yang mengatasnamakan diri Gerakan Wanita Anti Poligami (Gewap) menggelar aksi unjuk rasa menentang hukum Allah menolak praktek poligami yang dilakukan oleh pejabat publik. Mereka tanpa risih dan malu menggunakan underwear (celana dalam) dan BH untuk masker sebagai bentuk protes.
Dengan membentangkan spanduk dan poster, para ibu-ibu tersebut menggelar aksi di depan pusat perbelanjaan Mega Bekasi Hypermall (Giant) depan pintu tol Bekasi Barat, mereka mencatut nama “perempuan Bekasi” menentang praktek poligami. Aksi tersebut mengundang perhatian para pengguna jalan yang melintas.
“Kami kaum perempuan di Kota Bekasi menolak praktek Poligami, baik yang dilakukan oleh masyarakat umum, maupun para pejabat publik,” kata Wina, salah satu koordinator aksi, Rabu (12/12) seperti dilansir Bekasiraya.
Menurut Wina, kasus skandal nikah siri Bupati Garut Aceng Fikri harus menjadi pembelajaran bagi masyarakat Kota Bekasi agar tidak salah memilih pemimpin pada Pilkada mendatang.
“Jangan mau dipimpin orang yang doyan kawin. Praktek Poligami jelas menyalahi aturan dan Undang-Undang,” kata Wina.
Wina menuduh, praktek Poligami cenderung memunculkan perilaku kepemimpinan yang korup. Pasalnya, pejabat yang berpoligami dipaksa memenuhi kebutuhan hidup para istri-istrinya dan sangat rentan memanfaatkan fasilitas dan anggaran negara.
“Jangan sampai di Kota Bekasi ada pemimpin seperti Aceng Fikri,” tegas Wina.
Selain melakukan orasi, para ibu-ibu tersebut juga membagikan selebaran berisi kutipan pernyataan Mendagri terkait pejabat publik yang berpoligami menyalahi aturan dan Undang-undang. Rencananya, setelah menggelar aksi di depan Giant, mereka akan bergerak ke Mendagri dan Metro TV. (bilal/arrahmah.com)