GAZA (Arrahmah.id) – Tragedi memilukan kembali menimpa Gaza. Wartawan Omar Al-Dirawi, yang baru saja menunaikan salat jenazah untuk kakaknya yang terbunuh sehari sebelumnya, kini menyusul kepergian saudaranya. Omar gugur bersama kedua orang tuanya setelah serangan udara tentara Israel menghantam rumah mereka di Gaza tengah pada malam hari, 2 Januari 2025.
Dilansir dari Middle East Eye, Omar Al-Dirawi adalah jurnalis ke-202 yang tewas sejak konflik meletus pada Oktober 2023. Sebelumnya, beberapa jam sebelum serangan yang menewaskan Omar, jurnalis foto Hassan Al-Qisahawi juga dilaporkan gugur akibat serangan drone di Kota Gaza.
Kantor Media Pemerintah Gaza mengutuk keras serangan ini, menyebutnya sebagai “kejahatan kemanusiaan yang sistematis.” Mereka menyerukan kepada Federasi Jurnalis Internasional, Federasi Jurnalis Arab, dan komunitas internasional lainnya untuk membawa ‘Israel’ ke pengadilan internasional atas tindakan kejam terhadap jurnalis Palestina.
“Penargetan jurnalis adalah kejahatan kemanusiaan yang tak bisa ditoleransi,” tegas pernyataan resmi Kantor Media Pemerintah Gaza.
Komite Perlindungan Jurnalis menyebut konflik ini sebagai “periode paling mematikan bagi jurnalis” sejak organisasi tersebut mulai mendokumentasikan insiden pada tahun 1992. Serangan ini menunjukkan betapa rentannya mereka yang berjuang menyampaikan kebenaran di tengah perang.
Tragedi yang dialami Omar Al-Dirawi menjadi simbol kehilangan besar di Gaza, di mana tidak hanya nyawa yang direnggut, tetapi juga suara-suara yang mencoba menyuarakan penderitaan rakyat Palestina.
Serangan ini kembali mempertegas dampak destruktif konflik terhadap warga sipil dan profesi jurnalisme, yang seharusnya dilindungi di bawah hukum internasional. Gaza, hingga kini, terus menjadi saksi bisu dari kehilangan demi kehilangan yang tak berkesudahan.
(Samirmusa/arrahmah.id)