Gubernur Sumatera Selatan Mahyudin menyatakan bahwa keputusannya mengeluarkan SK Larangan Ahmadiyah adalah semata-mata untuk kemurnian akidah Islam.
Mahyudin pun pertaruhkan jiwa dan raganya serta jabatannya untuk kemurnian keyakinan Islam tersebut. Hal ini disampaikan dalam pesan singkatnya yang diterima Suara Islam pada Selasa (9/9).
Pada pesan singkat yang sebenarnya ditujukan pada salah seorang aktivis Islam di Sumatera Barat yang mendukung SK Gubernur itu, Mahyudin memposisikan diri sebagai seorang Ayah yang sedang melindungi keluarganya.
“Ananda, banyak simpati, banyak pula ancaman buat Ayah diantara hebohnya SK itu. Biarlah ayah pikul resiko tanpa tanggung renteng,” ujarnya dalam SMS tersebut.
Mahyudin melanjutkan, “Ayah tak haus jabatan, tak akan terbuai pujian. Tak takut ancaman tak pula takut siksaan demi menjaga kemurnian Islam. Allahu Akbar!”
Mahyudin juga meminta dukungan berupa doa untuk perjuangannya mempertahankan SK Larangan Ahmadiyah tersebut. Sementara itu, di masyarakat Sumbar sempat beredar kabar bahwa Gubernur akan dipanggil oleh Presiden untuk mengevaluasi SK tersebut.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Adnan Buyung Nasution sempat gerah mendengar informasi adanya SK Gubernur Sumsel itu. ini meminta keputusan gubernur itu harus dibatalkan karena dianggap melampaui kewenangan yang bertentangan dengan undang-undang dan semangat pluralisme. Keputusan itu juga dianggap kebablasan dan bertentangan dengan semangat otonomi.
“Gubernur melampaui kewenangan yuridisnya, semestinya tidak mengatur di bidang agama,” ujar Adnan Buyung. [Hanin Mazaya/SI]