NAJAF (Arrahmah.com) — Gubernur Provinsi Najaf bernama Louai al-Yasseri mundur sehari setelah Gubernur Provinsi Nasiriyah juga mundur dari jabatannya. Aksi mundur ini dilakukan setelah aksi protes massa berujung kekerasan pada Jumat (24/12/2021), lansir Al Jazeera.
Puluh ribu demonstran turun ke jalan untuk meluapkan kemarahannya terhadap korupsi, pengangguran, dan hancurnya pelayanan publik. Ada ratusan orang yang berprotes sambil melakukan aksi kekerasan.
Gubernur Najaf, Yasseri, mengumumkan lewat jumpa pers bahwa dia meninggalkan jabatannya saat dia berada di kota suci kaum Syiah.
Pemimpin terkemuka Syiah Irak, Moqtada Sadr, sudah melancarkan kritik keras sebelumnya. Moqtada sendiri adalah seorang ‘kingmaker’ setelah pemilu legislatif Oktober. Dia mengunjungi Najaf pada Rabu (22/12) setelah dia menerima laporan soal korupsi.
“Kami akan bekerja untuk membubarkan pemerintahan gubernur Najaf dan menggantinya secara legal,” kata Moqtada Sadr. Jumat sore, Sadr menerima pengunduran diri gubernur itu. Dia menilai langkah itu sudah tepat.
Selanjutnya, ada Gubernur Nasiriyah bernama Ahmed Ghani Khafaji yang mengumumkan pengunduran dirinya setelah menghadapi serangkaian demo. Dalam demo itu, tiga orang tewas tertembak.
Dalam pekan-pekan terakhir ini, demonstrasi sporadis kerap terjadi di Najaf dan daerah tetangganya, Provinsi Diwaniya dan Nasiriyah. Para demonstran mengritik kondisi hiudp dan lapangan kerja untuk kaum muda yang lulus pendidikan.
Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi telah menggelar pertemuan untuk membahas persoalan ini. Dia menginstruksikan agar aparat tidak menggunakan kekerasan atau tembakan terhadap para demonstran. (hanoum/arrahmah.com)