JAKARTA (Arrahmah.com) – Alhamdulillah sebanyak 216 buku “5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia” di musnahkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama disaksikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Buku tersebut diprotes oleh umat islam karena dinilai telah menghina dan menista Nabi Muhammada SAW. Buku karangan Douglas Wilson itu dibakar di halaman belakang gedung Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Barat.
Ketua MUI komisi Fatwa, Kyai Haji Ma’ruf Amin, mengatakan sejak munculnya laporan masyarakat mengenai penodaan agama dalam buku itu, pihaknya langsung memberikan tiga tuntutan kepada penerbit Gramedia Pustaka Utama. Pertama meminta supaya buku itu ditarik, kedua permintaan maaf kepada masyarakat dan ketiga pemusnahan buku.
“Kami harapkan dengan respons positif yang cepat ini, tidak ada kegaduhan lagi,” ujar Kyai Ma’ruf Amin usai pemusnahan buku, Jakarta (13/6).
Menurut Kyai Ma’ruf, selain permintaan maaf kepada seluruh umat Islam yang sudah dimuat di beberapa media,penerbit juga sudah melakukan upaya ke dalam. “Saya dengar juga sudah ada tindakan disiplin secara internal,” katanya.
Dia berharap masalah ini selesai dan tak lagi dipersoalkan.
“Tindakan ini adalah respons positif, mereka tak ingin ini jadi polemik berkepanjangan, MUI pun tak ada upaya menempuh jalur hukum,” tuturnya.
Terkait pelaporan salah satu ormas Islam atas buku ini ke Polda Metro Jaya, Ma’ruf mengaku akan mencoba berkomunikasi dengan mereka.”Tapi kami tak jamin bisa menghentikan mereka,” ungkapnya.
MUI juga meminta kepada masyarakat yang sudah membeli buku tersebut untuk dikembalikan. “Karena pihak Gramedia sudah sepakat menariknya. Tak bisa juga dicetak ulang meskipun dihaluskan terjemahannya,” katanya.
Sementara tu Direktur Utama Gramedia Pustaka Utama, Wandi S Brata, menjelaskan buku edisi terjemahan itu mulai diedarkan pada minggu kedua Maret 2012 dengan total cetakan sebanyak 3.000 eksemplar. Hingga awal Juni 2012 buku telah terjual sebanyak 489 eksemplar.
Pemusnahan sendiri telah dilakukan pula di Cakung, Jawa Barat, Semarang, Jawa Tengah, Surabaya, Jawa Timur, dan Pekanbaru.
“Kami menerjemahkan apa adanya, harusnya dengan sensitivitas seperti itu harusnya editor kami pada saat itu lapor ke manajemen. Tapi itu tak dilakukan, makanya lolos dari kami, kasus ini benar-benar murni keteledoran,” ujar Wandi.
Wandi mengaku saat memperoleh kabar adanya protes mengenai isi buku itu, dia pun langsung memeriksa dan memerintahkan untuk menariknya dari peredaran yang menurutnya pada hari itu juga, di toko buku Gramedia sudah tak ada.
“Tapi kalau di luar itu, di luar dari kontrol kami. Saat ini jumlah buku yang sudah ditarik dan dimusnahkan masih diteliti,” jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, , isi buku ini dinilai melukai perasaan kaum Muslim, karena penulis memberikan penghinaan kepada Nabi Muhammad Shallalu alaihi Wassalam.
Saat Membahas kota Yerusalem di halaman 24, tertulis “Selanjutnya Ia (Muhammad) memperistri beberapa wanita lain, Ia menjadi seorang perampok dan perompak, memerintahkan penyerangan terhadap karavan – karavan Makkah. Dua Tahun kemudian Muhammad memerintahkan serangkaian pembunuhan demi meraih kendali atas Madinah dan ditahun 630M ia menaklukkan Makkah.”
Begitu pula pada halaman 25 alinea kedua dan ketiga, Di sana douglas menafsirkan bahwa agama yang dibawa Nabi Muhammad selalu ditegakkan dengan kekerasan pedang. (bilal/arrahmah.com)