JEPARA (Arrahmah.com) – Meski kerap diundang oleh pihak pemerintah dan kepolisian serta TNI untuk berceramah, namun masih saja ada sekelompok warga yang menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS).
Seperti yang terjadi di Jepara. Rencana kedatangan UAS di Pondok Pesantren Al-Husna Mayong, Jepara, Jawa Tengah, pada Sabtu (1/9/2018) ditolak oleh sekelompok massa yang mengatasnamakan Gerakan Pemuda Anshor NU.
Mereka menuduh bahwa kedatangan pendakwah asal Riau itu ditunggangi oleh simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)
“Berkaitan dengan rencana kedatangan UAS di Pondok Pesantren Alhusna Mayong Kabupaten Jepara pada 1 September 2018, kami menilai bahwa UAS hanya dijadikan domplengan belaka oleh ormas yang telah dibubarkan pemerintah,” kata Ketua PC GP Ansor Kabupaten Jepara, Syamsul Anwar, dalam keterangan tertulis, Kamis (30/8/2018).
Syamsul menyebut eks anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masih menggunakan pola-pola lama yakni memanfaatkan kajian agama dan mencatut nama-nama ulama Ahlussunnah Wal Jamaah untuk menarik massa. Padahal, pola tersebut hanya dianggap untuk memuluskan kepentingan politik yakni terbentuknya khilafah untuk menggantikan NKRI.
“PC GP Ansor secara tegas tidak akan memberikan ruang kepada eks HTI untuk bergerak bebas merongrong NKRI. Gerakan eks HTI yang sangat berbahaya dari sisi agama dan Negara. Gerakan agamanya sudah memecah belah karena mereka minoritas tapi seakan-akan memegang kebenaran agama,” ujarnya.
GP Anshor dan Banser cukup terkenal dengan tindakannya yang menolak ceramah beberapa ustadz dengan tudingan-tudingan yang sudah lazim dilontarkan oleh mereka seperti “membahayakan NKRI”, “Anti-Pancasila,” dan sebagainya.
Ustadz yang pernah dicekal adalah ustadz Khalid Basalamah, dan Ustadz Felix Siauw.
Hingga kini belum ada konfirmasi dari pihak Ustaz Abdul Somad maupun penyelenggara acara di Jepara.
UAS juga dijadwalkan akan memberikan tausiyah keagamaan di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang pada Ahad (2/9), pukul 05.00 WIB atau ba’da Subuh.
(ameera/arrahmah.com)