TRIPOLI (Arrahmah.com) – Mengabaikan seruan perdamaian, Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB dan dipimpin oleh Fayez al-Sarraj pada hari Rabu (10/6/2020) mengancam akan menyerbu Sirte Libya.
Kota, yang terletak di antara ibu kota Tripoli dan Benghazi, secara strategis dekat dengan ladang minyak utama dan dikendalikan oleh Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh Khalifa Haftar.
Pasukan GNA membom beberapa posisi LNA di dalam kota itu pada hari Rabu (10/6), dan mengancam akan melancarkan serangan lanjutan dalam beberapa jam, Al Arabiya mengutip juru bicara GNA yang mengatakan.
Ini terjadi hanya beberapa hari setelah GNA menolak rencana Mesir untuk gencatan senjata di negara itu yang diajukan oleh Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada 8 Juni.
“Inisiatif Kairo” akan membuka jalan untuk kembali ke kehidupan normal di Libya dan memperingatkan agar tidak menggunakan taktik militer untuk menyelesaikan krisis.
Rencana itu termasuk pembicaraan di Jenewa, pemilihan dewan kepemimpinan, pembubaran milisi, dan keluarnya semua pejuang asing dari Libya.
Negara ini telah terperosok dalam konflik ketika GNA, yang didukung oleh Turki, memerangi LNA. (Althaf/arrahmah.com)