JAKARTA (Arrahmah.com) – Dalam tinjauan ilmu pengetahuan Gerhana Matahari Total (GMT) adalah fenomena alam dimana pisis atau kedudukan Matahari, Bulan, dan Bumi pada satu garis lurus. Dampak dari kejadian ini , sebagian Bumi akan terkena bayangan gelap Bulan, sehingga tidak melihat matahari. Hal ini diutarakan Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M. Eng didepan media massa beberapa waktu lalu saat memberikan keterangan pers tekait kejadian GMT .
“Kejadian ini (GMT) sangat jarang terjadi karena Gerhana Matahari Total akan kembali berlangsung di tempat yang sama dengan membutuhkan waktu selama 350 tahun,” jelas Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng, seperti dilansir laman BMKG.
Tanggal 9 maret 2016 nanti akan terjadi GMT. Kejadian ini sangat jarang terjadi karena GMT akan kembali berlangsung di tempat yang sama dengan membutuhkan waktu selama 350 tahun.
Kejadian ini akan melintasi 11 Provinsi, wilayah tersebut, yaitu: Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Kepala BMKG menuturkan sementara itu kota-kota besar yang diperkirakan akan dilalui Gerhana Matahari Total adalah Muko-Muko (Bengkulu), Palembang, Tanjung Pandan, Palangkaraya, Balikpapan, Palu dan Ternate. “Diantara kota-kota tersebut, Kota Palu merupakan kota yang paling terdampak dari Gerhana Matahari Total,” ucapnya.
Kejadian gerhana ini akan terjadi pada pagi hari. Setiap wilayah mengalami kejadian waktu yang berbeda-beda. Di wilayah Indonesia barat, gerhana mulai pukul 06.20 WIB diwilayah Palembang dan mencapai puncaknya pukul 07.21; Wilayah Tanjung Pandan gerhana mulai pukul 06.21 dan mencapai puncaknya 07.23 WIB; sedangkan wilayah Palangkaraya mulai pukul 06.23 dan mencapai puncaknya 07.30 WIB.; dan di wilayah Bengkulu (Muko-Muko), gerhana akan mencapai puncaknya pukul 07.19 WIB.
Sementara untuk wilayah Tengah, yaitu Palu mulai gerhana pukul 07.27 WITA dan mencapai puncaknya pukul 08.38 WITA. Hal ini berbeda dengan bagian Indonesia Timur, yaitu Ternate, gerhana mulai pukul 08.36 WIT dan mencapai puncaknya 09.52 WIT.
“Pengamatan GMT oleh BMKG memiliki tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Tujuan pengamatan GMT adalah untuk mendapatkan informasi gangguan medan magnet bumi dan gravitasi efek dari GMT serta rekaman peristiwa GMT. Sedangkan sasaran dari pengamatan GMT adalah untuk mengamati dan merekam saat-saat terjadinya GMT, serta mengetahui perubahan terhadap variasi medan magnetbumi dan perubahan anomali gravitasi serta efeknya yang diukur dari tempat-tempat tertentu di permukaan Bumi,” ujar Andi.
Dia menambahkan bahwa BMKG akan melakukan Pengamatan Gravitasi di Palu dan Pengamatan GMT di Bengkulu, Tanjung Panda, Palu dan Ternate. “Bagi Masyarakat yang tidak bisa hadir di lokasi GMT, masyarakat dapat menyaksikan di livestreaming http://media.bmkg.go.id/GMT terkait informasi fenomena GMT,” jelasnya. (azm/arrahmah.com)