BOGOR (Arrahmah.com) – Jemaat GKI buat ulah lagi. Mereka menggelar kebaktian di halaman toko bangunan milik Hj. Aisyah di pinggir Jalan K.H. Abdullah Bin Nuh, sekitar 100 meter dari lokasi bangunan Gereja Yasmin yang masih disegel PEMKOT Kota Bogor. Ternyata sebagian besar peserta kebaktian adalah Mahasiswa GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) organisasi yang berpusat di Salemba, Jakarta. Sekita 20 orang mahasiswa GMKI datang karena di undang oleh pihak GKI untuk melakukan kebaktian di Bogor. Seorang mahasiswa peserta kebaktian mengatakan bahwa mereka (mahasiswa GMKI) tidak mengetahui asal-usul kasus Gereja Yasmin.
Padahal warga Yasmin dan sekitarnya sudah maklum bahwa pihak GKI hanya mencari masalah. Mulai dari pemalsuan tandatangan untuk medapatkan IMB, provokasi ritual malam natal, hingga pagi ini (2/1/2011) menggelar kebaktian di halaman toko bangunan, tanpa sepengetahuan pemilik toko bangunan. Menurut Aisyah, warga Yasmin keturunan Arab pemilik toko bangunan, pihak jemaat GKI tidak meminta izin kepada beliau. ”Mereka hanya bilang kepada pembantu”, ujar beliau.
Aneh memang. Kebaktian pagi ini penuh dengan unsur politik. Selain diadakan ditempat yang tidak semestinya, mereka juga mengundang pers asing dalam acara kebaktian ini. Seolah tidak peduli perasaan warga sekitar dan aturan hukum, mereka mendatangkan warga luar Bogor untuk menjalankan agendanya. Alhamdulillah, kegiatan kebaktian ini sempat berhenti ketika Ketua RT setempat bersama warga Yasmin mendatangi rumah Hj. Aisyah. ”Mereka langsung membubarkan diri”, ujar Agus warga Yasmin yang mendampingi Ketua RT.
Kasus Gereja Yasmin ini mengingatkan kita pada tragedi Ciketing, Bekasi. Pihak GKI sudah melibatkan pers asing dan membuat sibuk pihak kepolisian. Sampai-sampai Brimob dari Kelapa Dua – Depok harus standby berhari-hari di sekitar lokasi gereja Yasmin. (fui-bogor raya/arrahmah.com)