SAN’A (Arrahmah.com) – Ribuan mahasiswa, aktivis, dan anggota kelompok oposisi Yaman melakukan protes di Universitas San’a menuntut pengusiran Presiden Ali Abdullah Saleh. Aksi protes massif ini dilansir media sebagai tantangan besar pertama bagi Ali.
Sekitar 2.500 mahasiswa, aktivis, dan kelompok-kelompok oposisi meneriakkan slogan-slogan yang menentang presiden, membandingkannya dengan presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali, yang telah menyebabkan rakyat mengalami kesengsaraan ekonomi dan korupsi yang terus-menerus di dalam pemerintahan.
“Wahai Ali, bergabunglah dengan kawan anda, Ben Ali,” teriak pengunjuk rasa.
Polisi menembakkan gas air mata pada demonstran, yang juga mengeluhkan perubahan konstitusi yang memungkinkan presiden untuk memerintah seumur hidup. Sekitar 30 demonstran ditahan, seorang pejabat keamanan mengatakan. Dia berbicara dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang berbicara kepada pers.
Sejak kekacauan Tunisia, Ali Abdullah Saleh telah memutuskan untuk memotong pajak penghasilan dan telah menginstruksikan pemerintah untuk mengendalikan harga. Dia juga memerintahkan penyebaran polisi anti huru-hara dan tentara untuk beberapa daerah kunci di ibukota dan sekitarnya untuk mencegah kerusuhan.
Keluhan Rakyat
Hampir setengah dari seluruh penduduk Yaman hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan di bawah 2 per hari dan tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. Infrastruktur yang sangat minim, termasuk jalanan beraspal. Puluhan ribu orang telah mengungsi dari rumah mereka akibat konflik, serta membanjiri kota-kota besar.
Pemerintahan Yaman yang korup memiliki daya kendali yang sangat rendah di luar ibukota, dan sumber utama pendapatan (minyak) semakin berkurang dan bisa jadi habis dalam satu dekade karena lebih banyak yang ‘diboyong’ ke luar negeri.
Protes serupa juga terjadi di kota pelabuhan selatan Aden, di mana seruan agar Ali Abdullah Saleh turun terdengar bersamaan dengan slogan untuk memisahkan wilayah selatan dari Yaman. Polisi menembaki para demonstran, melukai empat, dan 22 demonstran lainnya ditahan dalam bentrokan berat.
Musid Ali, direktur eksekutif pusat anti-terorisme Yaman-Amerika, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa protes di Yaman adalah sesuatu yang alami dari penderitaan rakyat Yaman yang seudah berlangsung bertahun-tahun akibat kediktatoran penguasanya.
“Munculnya pemberontakan ini merupakan sesuatu yang alami yang muncul setelah 30 tahun penguasa saat ini berkuasa, rakyat masih saja lapar, tidak ada pembangunan bagi masyarakat. Orang-orang sudah muak. Orang-orang yang mengatakan peran Ali Saleh sudah cukup dan harus dihentikan.”
“Rezim Yaman adalah teror itu sendir bagi Yaman, mereka hanya menggunakan al Qaeda untuk mendapatkan banyak uang dari Barat,” katanya. (althaf/arrahmah.com)