KAIRO (Arrahmah.com) – Seorang anak berusia kurang dari empat tahun merupakan salah satu dari 116 warga Mesir yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dalam persidangan in absentia pada Selasa (16/2/2016) lalu.
Para terdakwa didakwa dengan tuduhan pembunuhan, perusakan properti dan menghasut kerusuhan dan demonstrasi pada 3 Januari 2014, ketika anak tersebut baru berumur satu setengah tahun.
Menurut pengacara, pengadilan militer menolak untuk menerima dokumen yang membuktikan usia Ahmad Mansour Qarni, lansir MEMO pada Kamis (18/2).
Pengacara Ramadan Farhat mengatakan Qarni lahir di bulan September 2012. Ia mengatakan ia memberikan akte kelahiran Qarni ke pengadilan namun pengadilan mengabaikan dokumen tersebut dan tetap mengeluarkan keputusan.

Kasus ini menimbulkan keprihatinan serius tentang pengabaian kehidupan manusia dalam sistem peradilan disfungsional.
Menurut Amnesti Internasional, 100.000 orang Mesir dari oposisi telah dipenjara selama satu tahun terakhir saja. (haninmazaya/arrahmah.com)