MOSKOW (Arrahmah.com) – Seorang pendeta Moskow telah mengumumkan rencana Gereja Ortodoks Rusia untuk menarik masuk ke agama Kristen para imigran Muslim dengan cara melakukan publikasi ulang Bible dalam bahasa Asia Tengah, termasuk Uzbekistan dan Tajikistan.
“Ini merupakan respon kami terhadap kebutuhan masyarakat tenaga kerja agar secara budaya dapat beradaptasi dan berintegrasi,” Dimitry (Pershin), pendeta di komisi misionaris dari dewan keuskupan Moskow, mengatakan kepada Uznews.net, Selasa (11/2/2014).
“Respon kami bukanlah satu tindakan yang agresif. Sebaliknya ini merupakan bentuk penawaran kepada mereka yang datang ke negara kami,” tambahnya.
Bagi gereja Ortodoks, para buruh imigran yang semakin banyak datang ke Moskow untuk mencari pekerjaan dapat dengan mudah ditarget melalui Bible terjemahan.
Pendeta Dimitry mengatakan bahwa rencana gereja tersebut adalah untuk membantu para pekerja imigran untuk lebih berintegrasi dengan cara bergabung dengan para anggotanya.
Pendeta Dimitry menambahkan bahwa dalam kasus ini, pekerja migran harus tahu tentang Gereja Ortodoks Rusia dan tidak perlu merasa takut atau bahkan tidak mempercayai. Sebagai tamu seharusnya mereka menghormati tuan rumah dan negara telah menerima mereka.
Para buruh imigran di Rusia kebanyakan dari mereka hidup dalam kondisi miskin dan tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan pendidikan. Buruh migran biasanya bekerja selama dua belas jam sehari di lokasi konstruksi, sebagai pembersih jalan, atau di sektor jasa. Mereka mengirim uang kepada keluarga mereka yang membutuhkan di negara asal mereka.
Baru-baru ini telah dilaporkan bahwa ketegangan etnis telah tumbuh terutama di Moskow di mana para imigran Asia Tengah dan Kaukasus menghadapi berbagai bentuk diskriminasi.
November lalu, ribuan warga Rusia ultra-nasionalis berunjuk rasa di Moskow menentang keberadaan imigran Muslim di negara itu.
Rencana Gereja Ortodoks tersebut segera dikritik oleh para pemimpin Muslim Rusia sebagai suatu bentuk kerja misionaris.
“Ini tidak lain hanyalah sebuah upaya misionaris,” Gejdar Jamal, ketua Komite Islam Rusia, mengatakan Uznews.net.
“Mereka hanya ingin menggunakan situasi putus asa para pekerja buruh Muslim yang tinggal di Rusia dalam rangka mencapai keuntungan mereka sendiri.”
Jamal mempertanyakan niat gereja tersebut dan mengatakan bahwa kitab suci Ortodoks sebelumnya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa yang berbeda, termasuk bahasa Arab.
Jamal juga menambahkan bahwa kitab suci Ortodoks juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Uzbekistan dan Tajikistan pada awal tahun 1980.
Para pemimpin Muslim juga mencurigai Gereja Ortodoks Rusia mencoba untuk menarik para muallaf untuk masuk ke dalam agama Kristen.
Islam adalah agama terbesar kedua di Rusia yang mewakili sekitar 15 persen dari penduduk Rusia, mayoritas Ortodoks, yang berjumlah 145 juta.
Tingkat kelahiran dalam negeri yang rendah dan meningkatnya imigrasi Muslim dari bekas republik Uni Soviet telah menghasilkan pertumbuhan komunitas Muslim yang sangat pesat di Rusia.(Ameera/Arrahmah.com)