armnews – Kepala Lembagan Ulama Muslim (LUM) Aljazair, Syaikh Abdurrahman asy-Syaiban mengajak instansi-instansi yang berwenang terhadap perudang-undangan dan legislasi untuk menghadapi propaganda Kristenisasi di dalam negeri yang menurutnya dikomandoi oleh Gereja Protestan Protestan. Ia menyiratkan, propaganda itu sudah beralih ke tahapan ‘menyerang’ rakyat Aljazair.
Hal itu disampaikan dalam laporan LUM mengenai aktifitas gereja di kawasan pemukiman kabilah-kabilah, di mana pihak gereja berjanji akan memberikan uang sebesar 5000 Euro (sekitar 7200 Dolar AS) bagi setiap orang yang berhasil mengkristenkan seorang Muslim Aljazair. Pihak gereja juga menawarkan kepada para mahasiswa berbagai kemudahan untuk belajar di luar negeri guna menyugesti mereka beralih ke agama Kristen.!
Seperti yang dilansir surat kabar ‘El Khabar,’ yang terbit di Aljazair, Rabu, 2 Januari 2008 dari asy-Syaiban, ia menyampaikan sorotannya seputar semakin kencangnya aktifitas gereja Protestan beberapa waktu terakhir yang sampai pada tingkat sangat memprihatinkan. Ia menyerukan diterapkannya undang-undang yang mengatur tata cara menjalankan ritual agama bagi non Muslim. “Hal ini dapat menghindarkan dari upaya mengutak-atik aqidah rakyat Aljazair, tanpa menghalangi siapa pun melakukan ajaran agamanya untuk menjalankan aktifitas keagamaannya.”
Asy-Syaiban terus mengulangi ajakan debatnya kepada pendeta gereja ‘Tafat’ di Tezi, Ozo Sami Mozar. Sebab pendeta Protestan itu pernah mengeluarkan statement yang meragukan syariat Qurban. “Hal ini cermin pengingkaran terhadap ayat al-Qur`an saat Allah SWT memuliakan NabiNya, Ibrahim AS, dalam kisah penebusan anaknya Ismail dengan Qurban.”
Ia melanjutkan, “Dulu setelah kemerdekaan Aljazair, mereka hanya menuntut agar diberikan kebebasan melakukan ritual agama. Namun sekarang kita dikagetkan dengan perubahan orientasi mereka yang telah berpindah ke tahapan menyerang kita.”
Sebaliknya, asy-Syaiban memuji umat Kriten Katholik di Aljazair dengan mengatakan, “Mereka tidak ikut-ikutan berbuat kacau seperti yang dilakukan Protestan.”
Asy-Syaiban kemudian berbicara tentang telah dibelinya sejumlah gudang di kawasan pemukiman kabilah-kabilah dengan merubahnya menjadi lapangan tempat beribadah dan melakukan kristenisasi. Demikian juga tentang iming-iming yang mereka tawarkan kepada para Muslimah yang berhijab di Bijayah.
Ia mengatakan, “LUM siap terjun melawan kristenisasi. Akan tetapi kami tidak mungkin mengambil wewenang yang seharusnya dikendalikan oleh para penegak undang-undang.”
Surat kabar ‘El Khabar’ menyiratkan adanya sejumlah delegasi dari LUM yang mengadakan survei lapangan mengenai aktifitas gereja Protestan di kawasan hunian kabilah-kabilah. Delegasi itu kemudian menyusun sebuah laporan di mana di dalamnya mencium sinyalemen adanya pemberian uang dalam jumlah besar kepada setiap anggota gereja Protestan yang berhasil meyakinkan seseorang untuk memeluk Kristen. Delegasi itu pun berbicara tentang peran gereja ‘Nafat’ dalam mengkampanyekan program yang membawa misi ajaran Protestan, yang menganggap negara Israel harus menjalankan dan melindungi program itu. (almkhtsr/AS/arrahmah.com)
Sumber: Alsofwah