Umat Islam harusnya malu dengan berita ini. Di saat kita masih saja mau membeli produk-produk penyokong eksistensi Zionis-Israel, di saat masih saja banyak saudara-saudara kita yang memenuhi kedai Starbucks, McDonalds. Minum Coca-Cola, Fanta, Sprite, dan sebagainya, Gereja Lutheran AS pertengahan Agustus lalu telah menyatakan sikapnya untuk segera melakukan boikot terhadap segala produk yang berbau Israel.
Fatwa boikot yang dikeluarkan Dr. Yusuf Qaradhawy November 2000 secara khusus memang ditujukan buat kaum Muslim. Namun di lapangan, gerakan boikot ini juga direspon dengan sangat baik oleh banyak aktivis kemanusiaan Eropa dan AS yang notabene bukan Muslim. Bahkan, di banyak tempat, radikalisme gerakan boikot mereka lebih berani dibanding negara-negara Muslim.
Akhir Agustus lalu harian fundamentalis Zionis-Israel, The Jerusalem Post, menurunkan sebuah tulisan tentang rencana dari Gereja Lutheran AS (The Evangelical Lutheran Church in America-ELCA) yang beranggotakan lebih dari lima juta jemaat. Hal ini dinyatakan ELCA dalam acara pertemuan gereja di Chicago, AS, Agustus lalu.
Upaya ini, demikian Bishop Christopher Epting, dalam wawancara dengan Episcopal Life Online Website, dilakukan untuk mendesak Israel agar menghentikan segala aksi kekerasan terhadap Palestina dan bersungguh-sungguh menempuh jalan damai dalam mengakhiri pertikaian yang telah berlangsung sangat lama.
Dalam sebuah aksi pemungutan suara untuk menyepakati aksi boikot pembelian produk Israel di Tanah Palestina, dukungan bagi inisiatif program ini mendapat suara 385 berbanding 368.
Aksi Gereja Lutheran AS ini memicu kecaman dari The Simon Wiesenthal Center yang selama ini giat mengadvokasi Zionis-Israel di AS dan mengatakan bahwa aksi ELCA merupakan yang pertama kalinya terjadi dalam lingkungan Gereja Protestan AS terhadap Israel.
Sumber: Eramuslim