KORDOBA (Arrahmah.com) – Seorang profesor terkemuka Spanyol di University of Cordoba menuduh gereja Katolik berusaha untuk memprivatisasi Masjid Agung Kordoba.
Awalnya dibangun sebagai sebuah masjid di tahun 784 oleh para penguasa Muslim Spanyol, Masjid Kordoba itu kemudian diubah menjadi Cathredral setelah kota tersebut jatuh pada tahun 1236 selama Inkuisisi Spanyol, dimana jutaan Muslim pribumi dibantai, dibuang dan dipaksa untuk beralih ke Katolik, sebagaimana dilansir oleh WorldBuleltin, Sabtu (22/2/2014).
Sejak saat itu, ummat Islam telah dilarang sholat di masjid tersebut. Meskipun demikian Masjid Agung Kordoba sekarang tetap dianggap sebagai fasilitas umum, menerima pengunjung dari semua kepercayaan dari seluruh dunia.
Profesor hukum perdata Antonio Manuel Rodríguez menuduh Uskup Agung Córdoba Demetrio Fernandez mencoba untuk memprivatisasi bangunan tersebut dengan mengklaim kepemilikan itu dalam rangka untuk benar-benar membersihkannya dari identitas Islam.
Mengklaim bahwa uskup agung itu memanfaatkan celah dalam hukum kepemilikan tanah, profesor tersebut mengatakan bahwa pihak berwenang Katolik mengadministrasikan monumen tersebut dengan cara yang kasar dan menempatkan statusnya sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Berbicara kepada Irish Times, direktur Junta Islam Isabel Romero mengatakan bahwa Masjid Agung Kordoba adalah peninggalan bersejarah milik semua orang Spanyol. Ini sangat aneh bahwa Masjid Agung Kordoba harus jatuh ke tangan swasta.
Spanyol baru-baru ini telah memicu kemarahan 1,3 juta yang Muslim. Hanya sepertiga warga Muslim Spanyol yang mendapat status kewarganegaraan. Spanyol memberikan hak kewarganegaraan kepada keturunan Yahudi Sephardic yang diasingkan selama Inkuisisi Spanyol tapi tidak memberikan hak yang sama kepada keturunan Muslim Andalusia asli, yang telah menguasai Spanyol selama berabad-abad mulai 711-1492. (ameera/arrahmah.com)