Atas tindakan dan kebijakan yang semaunya di Iraq atau negara lain. Presiden AS George W Bush terancam menghadapi impeachment. Kemungkinan ini diakibatkan atas kebijakannya terutama di Iraq-Bush memicu kemarahan masyarakat Amerika dan juga Kongres termasuk para pejabat hukum di sana.
Karena itu beberapa di antara mereka mempertimbangkan sebuah opsi atas kebijakan perang Bush. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan seorang senator AS dari partai Bush, Partai Republik, Ahad (25/3) waktu setempat.
Seorang pemimpin no.2 Partai Republik di Senat AS, mengecam keras Partai Demokrat di House of Representative (DPR) karena menetapkan “tanggal palsu” untuk penarikan mundur pasukan Amerika dari Iraq. Ia yakin orang-orang Republik memiliki cukup suara untuk memenangkan voting guna menghindari bagian rancangan sama di Senat.
“Kami perlu mengeluarkan semacam keputusan dalam kekuasaan para komandan-komandan kami yang berada di sana, di daratan, bersama para wanita serta pria,” jelas anggota Republik di Senat Trent Lott.
Ia menilai penerapan tanggul palsu semacam itu oleh Kongres merupakan perebutan tidak bertanggungjawab. Namun anggota lain Partai Republik. Chuck-Hagel yang juga anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat dan kritikus perang, juga menyerukan impeachment untuk Bush. Ia menegaskan beberapa pejabat hukum memandang impeachment sebagai satu opsi untuk Bush.
“Apapun yang presiden katakan saya tak peduli atau saya tidak akan menanggapi apa yang masyarakat negeri ini katakan tentang Iraq atau hal lainnya, atau saya tidak peduli tentang apa yang Kongres lakukan. Saya akan memprosesnya,” kata Hagel.
Gedung Putih tidak memberi respon segera atas komentar Hagel. Senat berencana mulai berdebat Senin (26/3) atas rancangan pembelanjaan perang untuk mencapai tujuan yang tidak mengikat pada 31 Maret 2008 penarikan pasukan tempur.
Debat dilakukan setelah House of Representative mengeluarkan rancangan, Jumat, yang mengatur pembiayaan perang di Iraq dan Afganistan tahun ini. Tapi rancangan itu membutuhkan persyaratan, yakni pasukan tempur ditarik dari Iraq sebelum September 2008 atau lebih awal jika pemerintah Iraq tidak memenuhi beberapa persyaratan tertentu.
Ahad (25/3) Hagel mengaku terganggu oleh sikap Bush yang tidak mempedulikan sentimen kongres atas Iraq, seperti keputusan presiden AS tersebut untuk mengirim pasukan tambahan ke negeri terkoyak perang seperti Iraq.
Dijelaskannya, para pejabat hukum sekarang ini siap mengeluarkan keputusan yang diperlukan untuk presiden.
Pada edisi April majalah Esquire, Hagel menggambarkan Bush sebagai seseorang yang tidak yakin bahwa ia seorang yang bertanggungjawab bagi setiap orang. “Ia tidak lagi orang yang bertanggungjawab sehingga Anda dapat mengimpeachnya,” katanya.
Sementara aksi kekerasan terbaru di Iraq, menewaskan setidaknya lima tentara AS akibat bom tepi jalan. Korban termasuk empat orang dalam gempuran di propinsi timurlaut ibukota Iraq. [ap/tbt]