JAKARTA (Arrahmah.com) – Terkait genosida Muslim Rohingya oleh rezim militer Myanmar, Majelis Mujahidin sangat menyesalkan pernyataan manipulatif dari pimpinan Majelis Buddha Indonesia yang menyebut konflik yang terjadi di Rohingya “tidak terkait dengan agama melainkan konflik sosial dan kemanusiaan.” (Konferensi pers pimpinan Majelis-majelis Buddha Indonesia di Jakarta, Rabu 30 Agustus 2017).
“Pernyataan yang mengklaim bahwa penindasan yang dilakukan para biksu dan tentara Myanmar bukan konflik SARA, jelas manipulasi fakta sebenarnya dan bertentangan dengan sikap serta pernyataan para biksu Buddha Myanmar sendiri. Membangun misi kerukunan beragama di atas kebohongan bisa berdampak sebaliknya. Kejujuran faktual justru akan membuka peluang positif bagi hubungan umat beragama,” tulis pernyataan sikap Majelis Mujahidin, Senin (4/9/2017).
Diketahui tindakan genosida yang dilakukan rezim militer Myanmar terhadap warga muslim Rohingya telah menyebabkan jatuhnya ribuan korban pembunuhan, dan ratusan ribu pengungsi yang nasibnya semakin memedihkan.
“Kejahatan kemanusiaan ini semakin biadab dan berutal, setelah penguasa militer bersekongkol dengan kaum musyrik Buddha pimpinan Biksu radikal rasialis Ashin Wirathu,” tegas Majelis Mujahidin.
(azmuttaqin/arrahmah.com)