SELANGOR (Arrahmah.com) – Presiden Wadah Pencerdasan Umat Malaysia (Wadah), Ahmad Azzam Abdul Rahman, mengingatkan, umat Islam, ormas, dan pemimpin serta aktivis muslim, jangan terjebak pada agenda di balik tragedi Rohingya.
Ditemui Nurbowo, di Pusat Dakwah dan Tarbiah Wadah Anjung Rahmat, Selangor, Ahad (10/9), aktivis kawakan itu menuturkan, genosida Muslim Rohingya dilakukan militer Myanmar yang dikendalikan Israel.
“Israel melatih tentara Myanmar, juga memasok persenjataannya. Apa yang menimpa rakyat Rohingya itu mirip yang dialami rakyat muslim Palestina,” papar mantan Presiden Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM).
Wirathu dan kelompoknya, lanjut Azzam yang punya hubungan dengan ulama dan pimpinan pejuang Rohingya, adalah oknum Buddha radikal yang dimainkan tentara.
“Aksi kelompok Wirathu ini ditentang Buddha sedunia. Dia tidak mewakili gerakan umat Buddha,” tandasnya.
Karena itu, Islam jangan terpancing untuk berkonflik dengan Buddha.
Azzam yang pernah menjadi Chief of Executive Officer Global Peace Mission (GPM) Malaysia, juga mengingatkan agar eksodus Rohingya jangan dibiarkan terus berlanjut.
“Sebab, orang Rohingya memang hendak diusir habis dari bumi Arakhan yang mengandung banyak gas dan minyak bumi. Sumberdaya alam ini dialirkan ke China,” ungkap Azzam.
Di saat yang sama, pengungsi Rohingya juga jangan sampai “betah” dengan kenyamanan hidup di pelarian. “Mereka justru harus kembali ke Tanah Air-nya.”
Ahmad Azzam mengusulkan, kaum lelaki pengungsi Rohingya dibina sebagai dai dan pejuang. Dididik dengan ilmu agama, lifeskill, dan dakwah, untuk kemudian dipulangkan ke Arakhan. Mereka harus jadi agent of change umatnya.
Orang Rohingya sudah mendiami Arakhan sejak jaman Shahabat Nabi Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam. “Mereka harus jadi ahli waris bumi Arakhan,” tandas Ahmad Azzam Abdul Rahman.
(azmuttaqin/arrahmah.com)