Oleh Vina Meilany
Aktivis Dakwah dan Pendidik Generasi
Seruan hentikan genosida di Palestina tanpa pengiriman pasukan/tentara adalah pencitraan belaka. Hingga saat ini seruan itu terbukti tidak mampu menghentikan serangan Zionis.
Ketua DPR RI Puan Maharani kembali menegaskan dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina dan Ukraina dalam forum internasional. Puan memastikan posisi Indonesia untuk Palestina dalam Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) atau forum parlemen Indonesia dengan negara Afrika yang digelar di Bali. (Bisnis.com, 1/09/2024)
“Semua event internasional dan konferensi internasional, posisi Indonesia jelas, bahwa kita tetap berusaha mendorong perdamaian melalui pemerintah, melalui semua keputusan yang Indonesia ambil dan melalui diplomasi parlemen,” ungkap Puan di sela-sela perhelatan IAPF di Nusa Dua, Bali.
Seruan untuk mengakhiri serangan Zionis ke Palestina sudah sejak lama digaungkan oleh pejabat atau penguasa negeri Muslim, baik atas nama personal maupun atas nama kekuasaannya.
Mahkamah level internasional juga memberi seruan dan kecaman, tetapi hingga saat ini seruan itu tidak terbukti mampu menghentikan serangan Zionis ke Palestina, yang ada serangan mereka makin brutal, tidak beradab dan tidak manusiawi.
Padahal sudah menunjukan realita yang demikian, tetapi penguasa negeri muslim memilih hanya sekadar seruan hentikan genosida di Palestina. Keberadaan Zionis secara fakta jelas sebagai penjajah.
Sistem kapitalis membuat negara bisa meletakkan penguasa anteknya di negeri muslim, sehingga sekali pun penguasa-penguasa muslim mengucapkan kecaman dan seruan hentikan genosida, tetapi sikap mereka justru bermanis muka di depan Zionis.
Mereka justru membuka hubungan diplomatik dengan Zionis. Kapitalisme membuat penguasa muslim tunduk pada hukum maupun perjanjian internasional yang membuat mereka mencukupkan diri dengan hanya memberi seruan dan kecaman.
Sistem kapitalis membuat negara yang masyarakatnya ditanamkan rasa nasionalis hingga sibuk mengurusi urusan mereka sendiri.
Dengan adanya nation state dalam sistem kapitalisme menjadikan negeri-negeri kaum muslimin sebagai negara yang tersekat-sekat oleh garis imajiner batas negara.
Islam adalah Solusi yang Hakiki
Islam membangun kekuatan ukhuwah atas dasar akidah Islam. Islam juga tidak memandang suku, etnis atau ras mana pun. Selama mereka mengatakan syahadat, mereka adalah saudara sesama muslim.
Seperti yang di jelaskan dalam surah Al Hujurat ayat 10, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”
Persaudaraan dan perasaan ini adalah syariat yang diperintahkan oleh Allah Swt. kepada semua kaum muslim. Islam memerintahkan negara, sebagai penjaganya agar perasaan ini terus membara di benak-benak kaum muslimin.
Negara wajib membina rakyatnya untuk memiliki kesadaran politik Islam, sehingga mereka bisa memahami kewajiban melakukan dakwah dan jihad untuk melawan penjajah, bukan hanya dengan memberi kecaman.
Negara berperan penting dalam menanamkan sikap umat terhadap saudara sesama muslim terlebih yang dijajah seperti Palestina.
Penguasa akan mengirimkan tentara atau pasukan ke wilayah kaum muslim yang terjajah karena ada tuntutan dari negara. Semua itu dilakukan secara nyata manakala sistem pendidikan berbasis akidah Islam.
Sistem pendidikan Islam memiliki dua tujuan di antaranya adalah membangun kepribadian Islam yaitu pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah) bagi umat. Dengan kepribadian Islam setiap muslim akan selalu menyeru kepada kebenaran melalui berbagai cara, sampai akhirnya Palestina bisa dibebaskan dari Zionis secara hakiki.
Negara yang sanggup melakukannya hanya negara yang menerapkan sistem Islam secara kaffah, yang berdiri di atas akidah Islam bukan atas kendali negara lain. Negara itu adalah negara Islam, yang menjadi junnah (perisai) bagi kaum muslimin. Hanya sistem Islam solusi bagi genosida di Palestina.
Wallahua’lam