GAZA (Arrahmah.id) – Sumber medis melaporkan kepada Al Jazeera bahwa sebanyak 61 warga Palestina gugur dalam serangan udara ‘Israel’ di Jalur Gaza sejak Kamis dini hari (24/4/2025). Dari jumlah tersebut, 46 korban berasal dari Kota Gaza dan wilayah utara Gaza.
Dilaporkan bahwa 15 orang syahid akibat serangan yang menghantam sebuah rumah di kawasan Bundaran Halawah, Jabalia Al-Balad, yang saat itu menjadi tempat berlindung bagi para pengungsi.
Koresponden Al Jazeera juga melaporkan bahwa tujuh warga Palestina tewas dan sejumlah lainnya luka-luka dalam serangan udara yang menargetkan sebuah gedung apartemen di kawasan Yarmouk, jantung Kota Gaza.
Sumber medis kepada kantor berita Anadolu turut menyebutkan bahwa tujuh jenazah dan sejumlah korban luka lainnya dilarikan ke Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza akibat serangan tersebut.
Saksi mata mengatakan bahwa serangan itu menghantam beberapa lantai di sebuah gedung pemukiman di tengah Kota Gaza, menyebabkan kehancuran besar di lokasi. Tim pertahanan sipil dan tenaga medis masih terus melakukan pencarian dan evakuasi korban yang diduga tertimbun reruntuhan.
Juru bicara pertahanan sipil di Gaza menegaskan kepada Al Jazeera bahwa militer ‘Israel’ telah melakukan dua pembantaian besar di Jabalia hanya dalam waktu kurang dari 12 jam. Ia menyebutkan masih terdapat sejumlah jenazah yang belum berhasil dievakuasi dari bawah puing-puing.
Ia juga menambahkan bahwa empat anggota tim penyelamat dari pertahanan sipil gugur dalam serangan di Yarmouk. “Kami menemukan bekas luka bakar parah pada jenazah para syuhada,” ujarnya, sembari menekankan bahwa serangan ‘Israel’ juga menargetkan alat berat pendukung evakuasi yang baru-baru ini masuk dari Mesir.
Sebelumnya di hari yang sama, dua warga Palestina dilaporkan syahid dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara yang menghantam rumah pengungsi di Jabalia Al-Balad.
Sementara itu, pada Rabu (23/4), sedikitnya 10 warga Palestina gugur dalam serangan ‘Israel’ terhadap sebuah sekolah di Kota Gaza yang dijadikan tempat perlindungan bagi keluarga-keluarga yang mengungsi.
Petugas medis mengatakan bahwa serangan udara di Sekolah Yafa yang terletak di lingkungan At-Tuffah memicu kebakaran hebat yang melahap tenda-tenda dan ruang kelas yang dipakai sebagai tempat tinggal darurat para pengungsi. Api masih tampak membakar beberapa perabotan hingga berjam-jam pasca serangan, sementara warga terlihat mencari sisa barang milik mereka di antara reruntuhan.
Pada hari yang sama, sumber medis juga menyebutkan kepada Al Jazeera bahwa 40 warga Palestina gugur dalam rangkaian serangan udara ‘Israel’ yang terus berlangsung di berbagai wilayah Gaza.
Direktur Rumah Sakit Tahrir di kompleks medis Nasser, Dr. Ahmad Al-Farra, memperingatkan bahwa anak-anak di Gaza kini berada dalam kondisi gizi yang sangat buruk, dan pengawasan medis terhadap mereka menjadi semakin sulit akibat kelangkaan obat-obatan dan susu bayi. Ia juga menegaskan bahwa kelanjutan blokade bantuan makanan dan medis memperlihatkan situasi genting yang mengancam keselamatan anak-anak Gaza. Kekurangan nutrisi dan obat-obatan pada ibu hamil turut berdampak serius pada bayi mereka, khususnya bayi prematur.
Pada Kamis (24/4), Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa Rumah Sakit Anak Syahid Muhammad Al-Durra telah resmi keluar dari layanan karena tidak lagi mampu beroperasi. Rumah sakit itu menjadi salah satu dari sejumlah fasilitas medis yang terus menjadi target agresi ‘Israel’ dalam perang pemusnahan yang berlangsung di Gaza. Di sisi lain, Lembaga Bantuan Medis Palestina mengumumkan bahwa stok peralatan medis mereka di gudang telah habis. (zarahamala/arrahmah.id)