TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Pasukan “Israel” melancarkan gencatan senjata dengan Palestina pada Kamis (19/6/2014), lapor militer zionis kepada Reuters. Pertempuran sengit itu terjadi di jalanan Tepi Barat yang diduduki sejak pencarian dimulai sejak tiga remaja Israel hilang seminggu lalu.
Para pejabat rumah sakit mengatakan tiga warga sipil Palestina menderita luka tembak dalam bentrokan semalam di Jenin. Dilaporkan tidak ada korban dari kubu “Israel”. Bentrokan tersebut tergolong paling mematikan antara kubu militan dan militer penjajah selama pemberontakan Palestina sejak satu dekade lalu.
Sebuah pernyataan militer “Israel” mengatakan sekitar 300 warga Palestina, termasuk beberapa warga sipil turut “melemparkan bahan peledak dan menembaki” tentara yang masuk Jenin mencari tiga mahasiswa seminari.
Israel menyatakan Hamas menculik mereka Kamis pekan lalu saat mereka sedang hick-hiking di dekat pemukiman Yahudi.
“Para tentara balik menembak, mengidentifikasi itu sebagai serangan,” kata pernyataan itu. Dikatakan 30 “tersangka pelaku teror” ditahan di Tepi Barat dan sekitar 280 warga Palestina ditahan selama seminggu terakhir.
Fotografer Reuters di Jenin mendengar suara tembakan bertubu-tubi pada malam hari tetapi jauh dari tempat bentrokan dengan pasukan “Israel”.
Militer “Israel” telah mengatakan telah melancarkan dua operasi di Tepi Barat, yakni untuk menemukan Gil-Ad Shaer (16) dan warga AS-Israel Naftali Fraenkel (16), dan Eyal Yifrah (19), juga untuk menyerang Hamas.
Pencarian di Hebron
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas menuduh “Israel” menggunakan hilangnya remaja sebagai “dalih untuk menjatuhkan hukuman berat terhadap rakyat kami dan mengepung mereka” dan menggunakannya agar Palestina terlihat melanggar hukum kemanusiaan internasional.
Serangan Israel telah menyebar dari rumah-ke-rumah di Hebron, sebuah kota di mana tiga remaja zionis itu hilang. Mereka juga merazia seluruh lembaga-lembaga sosial di Tepi Barat yang dicurigai telah menyediakan dana dan dukungan lainnya untuk Hamas.
“Kebijakan hukuman kolektif yang dilakukan oleh penjajah “Israel” terhadap rakyat kami dan tanah kami membutuhkan dukungan kecaman oleh seluruh dunia,” dikutip dari pernyataan kepresidenan Palestina.
Sementara operasi militer zionis di Hebron terus dilanjutkan, kehadiran pasukan berat sekitar kota tampaknya juga telah turunkan. Beberapa rintangan di pintu masuk ke kota dibiarkan memblokir semua kendaraan yang akan masuk dan keluar Hebron. Peleton penerjun payung yang telah berkemah di tepi jalan di dekatnya mulai disebarkan untuk menyisir Hebron.
“Kita tahu hari ini lebih daripada yang kami lakukan beberapa hari yang lalu, tapi kami masih memiliki cara untuk mengusir kalian,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sebuah markas militer di Tepi Barat, dekat tempat di mana remaja diyakini telah diculik.
Pencekalan bantuan asing
Sebagai bagian dari penindasannya, “Israel” mengatakan pada Kamis (19/6), melarang badan amal yang berbasisi di Inggris –Islamic Relief Worldwide (IRW)- beroperasi di Tepi Barat yang dicaploknya. Laporan itu menuduh IRW menjadi sumber pendanaan bagi gerakan Islam Hamas.
Di Bir Zeit University, di dekat kota Palestina Ramallah, tentara “Israel” pada Kamis (19/6)menyita poster Hamas dan bendera dari kelompok mahasiswa yang berafiliasi dengan Hamas.
Sejauh ini, tentara telah menyisir sekitar 900 lokasi, kata sumber militer. Saat berita ini dirilis, belum ada kabar dari remaja yang hilang maupun klaim masyarakat tanggung jawab atau tuntutan uang tebusan, termasuk dari Hamas.
“Terlepas dari siapa yang bertanggung jawab atas operasi tersebut … orang-orang Palestina memiliki hak untuk menggunakan semua bentuk perlawanan untuk membebaskan tanah dan orang-orang,” kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri dalam sebuah konferensi pers di Jalur Gaza.
Ledakan terowongan
Sayap bersenjata Hamas di Gaza mengatakan, sedikitnya enam anggota kelompok gugur dalam runtuhnya terowongan yang digali kelompok itu di dekat perbatasan dengan “Israel” untuk menyusup ke negara Yahudi.
Abbas mengutuk para penculik pada Rabu (18/6) dan berjanji untuk menuntut mereka yang bertanggung jawab. Pernyataanya pada gilirannya dikecam oleh Hamas dan faksi-faksi lain, yang menuduhnya mengkhianati kepentingan nasional.
Netanyahu meminta Abbas dan gerakan Fatah yang lebih sekuler untuk berpaling dari Hamas, yang telah membentuk pemerintah persatuan dengan tujuan pemulihan keretakan antara rival politik Palestina.
“Saya berharap Presiden Abbas untuk membubarkan serikat dengan organisasi teroris pembunuh ini. Saya pikir itu penting bagi masa depan kita bersama,” kata pemimpin zionis “Israel”.
Pada Selasa (17/6), Hamas dan 10 faksi perlawanan Palestina lainnya mengeluarkan kesepakatan bersama untuk memperingatkan Israel bahwa mereka tidak mau “tetap diborgol” dalam menghadapi pendudukan Tepi Barat dan akan melancarkan ancaman perlawanan bersenjata.
Kemudian pada Kamis (19/6), faksi perlawanan Palestina menembakkan dua roket dari Jalur Gaza ke “Israel”, salah satunya ditembak jatuh oleh Iron Dome anti-rudal pencegat sistem “Israel”, kata militer, tidak menyebabkan kerusakan apapun.
Para ahli keamanan berharap Palestina berhenti melawan militer Israel di Tepi Barat pada bulan Ramadhan, yang akan dimulai pada tanggal 28 atau 29. (adibahasan/arrahmah.com)