GAZA (Arrahmah.com) – Setelah perayaan kemenangan, warga Palestina di Jalur Gaza kini menghadapi banyak tugas berat untuk membangun kembali rumah mereka yang hancur setelah gencatan senjata antara “Israel” dengan Hamas yang disepakati pada
Selasa (26/8/2014).
Mereka membawa beberapa barang termasuk selimut dan matras ke gerobak yang ditarik oleh kuda sebelum kembali ke rumah mereka yang telah hancur setelah pertempuran 50 hari.
Di pemukiman Shujaiyah, keluarga Palestina mendirikan sebuah tenda di atas puing-puing yang dulunya rumah mereka. Berkerumun di sekitar api kecil di tengah puing-puing, Hamis Habib mengatakan mereka tidak peduli apa pun.
“Di sini adalah rumah kami, tanah kami, kenangan masa kecil kami,” ujarnya seperti dilaporkan Telegraph.
Seorang pria yang kembali ke rumah mengatakan perbatasan perlu dibuka untuk memungkinkan bahan konstruksi penting masuk ke Gaza sehingga warga bisa membangun kembali rumah mereka.
“Seperti yang Anda lihat, semuanya hancur dan orang-orang tidak punya tempat tinggal,” ujar Rami Abu Sakran.
Di Beit Lahiya di Gaza utara, pemilik toko Ahmed Kharwat khawatir gencatan senjata akan berakhir dengan mudah, mengembalikan Gaza kepada kekerasan.
“Mereka harus menemukan solusi nyata sehingga kita dapat hidup dan bekerja. Seperti yang Anda lihat, setelah kami membangun kembali, perang kembali datang. Dua tahun kemudian semuanya hancur lagi.”
Rabu (27/8) militer “Israel” mengatakan belum ada pelanggaran sejak gencatan senjata yang mulai berlaku pada pukul 19.00 waktu setempat pada Selasa. (haninmazaya/arrahmah.com)