GAZA (Arrahmah.id) – Negosiasi di Kairo antara Gerakan Perlawanan Palestina Hamas dan ‘Israel’ menemui jalan buntu pada Ahad (25/8/2024) karena penolakan ‘Israel’ untuk menarik diri dari Koridor Philadelphia, Al-Jazeera melaporkan.
Keberangkatan delegasi resmi pada Ahad (25/8) – menyusul putaran negosiasi baru – dipandang sebagai tanda kegagalan untuk membuat kemajuan apa pun.
Hal ini dilaporkan dikonfirmasi oleh situs web ‘Israel’ Walla, yang mengutip seorang pejabat ‘Israel’ yang mengatakan bahwa perbedaan antara kedua belah pihak masih ada.
Pernyataan lain dibuat oleh pejabat ‘Israel’ yang mengatakan kepada Otoritas Penyiaran Israel (KAN), bahwa ada kemungkinan kecil bahwa pembicaraan Kairo akan menghasilkan kemajuan dalam negosiasi pertukaran tahanan.
Menurut KAN, mandat yang diberikan kepada tim negosiasi ‘Israel’ membatasi tim tersebut untuk mencapai kesepakatan di Koridor Philadelphia. Namun, delegasi teknis ‘Israel’ tetap berada di Kairo untuk melanjutkan negosiasi dan mempersempit kesenjangan yang tersisa, menurut saluran ‘Israel’ tersebut.
Mengenai hal itu, seorang pejabat Amerika mengonfirmasi kepada CNN bahwa perundingan gencatan senjata akan dilanjutkan dalam beberapa hari mendatang dan menekankan bahwa tim perunding akan tetap berada di ibu kota Mesir untuk menyelesaikan semua masalah yang tertunda.
Dalam kerangka itu, seorang pejabat Hamas mengungkapkan kepada kantor berita Anadolu bahwa para mediator di Mesir dan Qatar memberi tahu delegasi perlawanan Palestina di Kairo tentang proposal kesepakatan gencatan senjata baru, yang tidak mencakup gencatan senjata permanen maupun penarikan penuh ‘Israel’ dari Jalur Gaza.
Masalah yang Tertunda
Masih menurut pejabat Hamas yang sama, proposal baru dengan tuntutan ‘Israel’ tersebut, tidak hanya memberikan ‘Israel’ kendali atas perbatasan sepanjang 14 kilometer antara Mesir dan Jalur Gaza tetapi juga memberinya kehadiran militer di Jalur Gaza.
Gerakan Perlawanan Palestina Hamas mengeluarkan pernyataan pada 20 Agustus menyusul klaim Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu menerima proposal baru AS.
Hanya beberapa jam setelah pengumuman Blinken, Netanyahu kembali menegaskan kembali persyaratan sebelumnya, menegaskan bahwa perang di Gaza tidak akan berhenti.
Hamas menegaskan dalam klarifikasi tersebut, yang salinannya diperoleh Al-Jazeera, komitmen dan kesiapan untuk melaksanakan apa yang disepakatinya pada 2 Juli.
Apa yang disetujui Hamas saat itu didasarkan pada pidato Presiden AS Joe Biden dan resolusi Dewan Keamanan PBB. (zarahamala/arrahmah.id)