KAIRO (Arrahmah.id) — Gencatan senjata antara kelompok perlawanan Palestina Hamas dan Israel selama 40 hari di bulan Ramadhan terancam batal. Pihak Israel tidak mengirim delegasi ke Kairo, Mesir, bahkan cenderung menolak membahas gencatan senjata tersebut.
“Israel tidak mengirim delegasi ke Kairo untuk membicarakan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dari Gaza,” kata seorang pejabat Israel, dilansir CNN (4/3/2024).
Pejabat itu mengatakan alasannya adalah Hamas tidak menanggapi dua tuntutan Israel. Kedua tuntutan itu yakni daftar sandera, yang menyebutkan mana yang masih hidup dan mana yang sudah mati, serta konfirmasi mengenai rasio tahanan Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel dengan imbalan sandera.
Pejabat tersebut meminta untuk tidak disebutkan namanya untuk membahas manuver diplomatik tertutup.
Keputusan untuk tidak mengirimkan delegasi Israel ke Kairo, Mesir, juga dibuat oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang berkoordinasi dengan Direktur Mossad David Barnea, yang telah menjadi negosiator utama Israel.
“Barnea menerima pesan bahwa Hamas tidak menanggapi persyaratan tersebut,” kata pejabat Israel.
Seorang pejabat tinggi Hamas tidak segera menanggapi pertanyaan CNN tentang apakah kelompok tersebut telah menanggapi kondisi Israel.
Sebagai informasi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memang sempat menguraikan syarat-syarat tersebut sebelum memutuskan gencatan senjata.
“Saya ingin mengetahui terlebih dahulu nama-nama semua sandera yang akan dimasukkan dalam garis besar tersebut. Saya belum menerima jawaban atas kedua pertanyaan tersebut, dan masih terlalu dini untuk mengatakan, meskipun kami sudah bersedia, apakah kami akan mencapai garis besar untuk rilis tambahan dalam beberapa hari mendatang,” ucap Netanyahu.
Keputusan Israel bahwa tidak ada delegasi yang akan pergi ke Kairo terjadi hanya sehari setelah seorang pejabat senior di pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada wartawan bahwa Israel “pada dasarnya telah menerima” proposal gencatan senjata selama enam minggu. (hanoum/arrahmah.id)