BEIRUT (Arrahmah.id) — Israel dan mislisi Syiah Hizbullah Lebanon saling serang sejak Senin (2/12/2024) setelah gencatan senjata yang mereka sepakati kurang dari seminggu ini ambyar. Sedikitnya sembilan orang tewas dan tiga orang terluka akibat serangan Israel di dua kota di Lebanon selatan; Talousa dan Haris, kemarin.
Dilansir Newsweek (3/12), militer Israel mengaku telah menyerang puluhan target Hizbullah di seluruh Lebanon. Sebaliknya, Hizbullah menembakkan rudal ke posisi militer Israel di wilayah Shebaa Farms yang disengketakan dalam apa yang disebut kelompok yang didukung Iran itu sebagai “serangan peringatan defensif”.
Sebelumnya, pada hari yang sama, otoritas Lebanon melaporkan dua kematian tambahan akibat serangan Israel di wilayah lain di Lebanon selatan, termasuk seorang anggota keamanan negara yang tewas saat bertugas, sehingga jumlah korban tewas hari itu menjadi 11 orang.
Para warga di Beirut mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mendengar pesawat nirawak terbang di atas kepala pada ketinggian rendah di malam hari.
Aksi saling serang ini telah menempatkan nasib gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat dan Prancis praktis runtuh kurang dari seminggu setelah diberlakukan.
Perjanjian gencatan senjata tersebut melarang Israel melakukan operasi militer ofensif di Lebanon sementara mengharuskan Lebanon untuk mencegah kelompok bersenjata, termasuk Hizbullah, melancarkan serangan ke Israel.
Militer Israel melaporkan tidak ada korban dari dua tembakan rudal Hizbullah tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji akan memberikan respons yang keras.
Hizbullah mengatakan tembakan roketnya, operasi pertama yang diumumkan kelompok itu sejak gencatan senjata mulai berlaku pada hari Rabu lalu, merupakan balasan atas pelanggaran gencatan senjata yang berulang kali dilakukan Israel.
Juru bicara Parlemen Lebanon Nabih Berri, sekutu Hizbullah yang merundingkan gencatan senjata atas nama Lebanon, mengatakan Beirut telah mencatat sedikitnya 54 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak Rabu.
Kantor berita resmi Lebanon; NNA, melaporkan pasukan Israel menembakkan dua peluru artileri ke arah kota Beit Lif di Lebanon selatan di distrik Bint Jbeil, sementara tembakan senapan mesin berat menargetkan Yaroun.
Tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam kedua insiden tersebut.
Berri mendesak komite yang bertugas memantau gencatan senjata untuk segera memastikan Israel menghentikan pelanggarannya.
“Kami terlibat melalui mekanisme dengan Prancis, Israel, dan Lebanon untuk menyelidiki dan menangani laporan pelanggaran,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, seraya menambahkan bahwa periode gencatan senjata awal sering kali rapuh tetapi secara umum berhasil mengurangi kekerasan.(hanoum/arrahmah.id)