DAMASKUS (Arrahmah.com) – Sebuah situs intelijen militer yang berbasis di Yerusalem melaporkan, sekitar 1.000 marinir Iran telah mencapai Suriah dan bergabung dengan pasukan Rusia guna melawan Mujahidin Suriah, sebagaimana dilansir Middle East Update, Senin (14/9/2015).
DEBKAfile melaporkan pada Jum’at (11/9) bahwa pasukan elit Garda Revolusi Iran (IRGC) tiba di fasilitas udara militer di Ghorin, terletak di sebelah selatan Latakia, kota pelabuhan Suriah.
Pasca pelarangan oleh AS dan NATO dan anggota lainnya untuk menggunakan wilayah udara mereka, Rusia dilaporkan menemukan jalan memutar melalui Iran untuk mengirimkan senjata ke Suriah menuju Pangkalan Udara Mezze di Damaskus.
Pesawat Rusia mengambil rute udara di atas Laut Kaspia, kemudian melalui Iran utara dan Irak untuk mendarat di Jablah,Suriah. Menurut analis, beberapa hari mendatang, diperkirakan Rusia akan mengirimkan bala bantuan militer dalam jumlah besar untuk “menyelamatkan penguasa rezim Suriah Bashar Assad,” catat laporan militer “Israel”.
Para prajurit Syiah Iran yang baru tiba itu akan bergabung dengan pasukan Rusia di Jablah, basis militer yang dibangun oleh Rusia, di luar Latakia.
Iran telah menyatakan bahwa marinir mereka yang berada di Suriah bertujuan untuk membantu “Hizbullah” di Zabadani. Laporan media “Israel” mengutip sumber-sumber di lapangan mengatakan bahwa tujuan utama Iran adalah untuk memperkuat basisnya di Ghorin, dengan dukungan Rusia.
Rusia perkuat pangkalan militernya di Jablah
Dalam beberapa hari terakhir, Rusia telah mempercepat upaya untuk memperkuat pangkalan militernya di Jablah. Sebagai bagian dari bantuan militer ke rezim Suriah, Rusia mulai mengopersikan sistem rudal pertahanan udara canggih S-300 yang telah hangat diberitakan sebelumnya. Selain itu, unit pejuang dari Brigade Angkatan Laut Rusia 810 dan 336 juga mulai menempati berbagai posisi tempur.
Rusia bahkan mensiagakan sebuah pesawat tempur MiG-31 di pangkalan udara Mezza di bandara Damaskus untuk memberikan dukungan udara gabungan pasukan Rusia-Iran.
Sebuah kapal selam nuklir Rusia, Dmitri Donskoy TK-20, juga mendarat di Suriah sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan Mujahidin Suriah merebut wilayah di Suriah utara. (adibahasan/arrahmah.com)