JAKARTA (Arrahmah.com) – Diperkirakan masih ada ribuan orang korban gempabumi di Palu, Donggala dan Sigi Sulawesi Tengah tertimbun tanah bersama bangunan yang runtuh.
“Kami belum identifikasi di Perumnas Balaroa dan Kelurahan Petobo karena lokasinya sangat parah,” ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palu Fresly Tampubulon kepada Antara, di Palu, Senin (1/9/2018).
Perumnas Balaroa dan Petobo merupakan pusat kerusakan paling dahsyat karena rumah dan fasilitas publik di dua lokasi ini tertimbun tanah bak ditelan bumi.
Sejumlah saksi mengungkapkan, beberapa detik setelah gempa 7,4 SR mengguncang Palu, di wilayah kelurahan itu terlihat semburan air yang cukup tinggi, lalu tiba-tiba permukaan tanah menurun sehingga ikut menarik seluruh benda di atasnya.
Bahkan beberapa bangunan seperti masjid bergeser sekitar 50 meter dari posisi semula.
Kondisi yang sama juga terjadi di Kelurahan Kawatuna. Namun di lokasi ini disertai air sehingga belum memungkinkan disentuh oleh Tim Penanggulangan Bencana.
Hingga hari ketiga pascagempa, jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 1.203.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin (1/10), mengatakan bahwa Perumnas Balaroa berada di jalur patahan gempa yang membuat tanah pada satu bagian bergerak turun, dan bagian lain justru naik.
“Ketika gempa mekanismenya adalah naik dan turun. Ada yang amblas 5 meter, ada yang naik 2 meter. Yang membelah di sini hancur,” tuturnya.
Sutopo menjelaskan, area ini masih sulit dijangkau oleh alat berat karena akses yang sulit. Tim SAR juga tidak mengetahui di titik mana saja korban tertimbun.
“Evakuasi akan terus dilakukan oleh tim SAR gabungan,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)