BANGKALAN (Arrahmah.id) – Gempa bumi magnitudo (M) 5,5 terjadi di wilayah Laut Jawa, Bangkalan, Jawa Timur (Jatim). BMKG menyampaikan analisis terkait gempa tektonik tersebut.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam akibat adanya deformasi batuan akibat slab-pull mechanism pada slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Jumat (4/8/2023), seperti dilansir detikcom.
Dia mengatakan, berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber, gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault). Dia mengatakan gempa M 5,5 di Bangkalan menjadi bukti gempa dalam di Laut Jawa masih aktif.
“Deep focus earth quake akibat adanya deformasi batuan akibat slab-pull mechanism pada slab Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia. Bukti gempa dalam Laut Jawa masih sangat aktif, (dalam) setahun pasti ada (gempa),” ujarnya.
Berdasarkan data dari BMKG, dalam periode Januari-Juli 2023, gempa terjadi di Laut Jawa hampir setiap bulan. Gempa tersebut terjadi pada kedalaman yang dangkal hingga dalam. Namun, magnitudo gempa tersebut masih di bawah M 6.
Gempa M 5,5 di Bangkalan terjadi pada pagi tadi pukul 07.31 WIB. Episenter gempa berada di koordinat 6,24 derajat Lintang Selatan (LS) dan 113,12 derajat Bujur Timur (BT).
Pusat gempa berlokasi di laut pada jarak 91 km arah timur laut dari Bangkalan pada kedalaman 582 km. Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Gempa ini dirasakan di daerah Karangkates, Pacitan, Denpasar, dan Kuta dengan skala intensitas II MMI, yang artinya getaran dirasakan beberapa orang, membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
BMKG juga belum memonitor terjadinya gempa bumi susulan (aftershock). BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” imbaunya. (haninmazaya/arrahmah.id)