JAKARTA (Arrahmah.id) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan ada korban jiwa akibat gempa bumi yang mengguncang Tapanuli Utara, Sabtu (1/10/2022) dini hari. Selain itu ada 9 orang terluka.
“Gempa bumi ini mengakibatkan satu korban meninggal dunia dan sembilan mengalami luka,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan pers daring.
Dwikorita mengungkapkan, peristiwa yang berlangsung sekitar pukul 02.28 WIB itu juga merobohkan lima unit bangunan rumah warga dan beberapa lainnya rusak ringan.
“Hasil analisa mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip),” terangnya.
Gempa bumi tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Tarutung dengan skala intensitas VI MMI atau getaran dirasakan oleh semua warga.
Kebanyakan warga yang merasakan getaran gempa, terkejut dan lari keluar rumah.
Gempa di lokasi itu mengakibatkan kerusakan ringan pada bangunan seperti plester dinding lepas dan cerobong asap pabrik rusak.
Gempa juga dirasakan hingga daerah Sipahutar dengan skala intensitas V MMI atau getaran dirasakan hampir semua warga dan orang banyak yang terbangun dari tidur.
Situasi serupa juga dialami penduduk daerah Singkildengan skala intensitas IV MMI.
“Dirasakan oleh orang banyak dalam rumah,” katanya.
Dwikorita melanjutkan, hal yang sama juga dirasakan warga di daerah Tapaktuan dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Berdasarkan informasi sementara yang diterima BMKG, gempa bumi itu menimbulkan kerusakan pada beberapa rumah warga di Tapanuli.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)